Tips Bos Bukalapak: Produk yang Baik Kunci Keberhasilan Startup

Reporter

Editor

Setiawan

Minggu, 23 Juli 2017 19:06 WIB

ANTARA/Audy Alwi

TEMPO.CO, Jakarta -Industri digital di Indonesia tengah berada dalam tahap fase berkembang. Banyak aplikasi maupun layanan digital yang bermunculan. Namun tak sedikit juga aplikasi yang berkembang itu menghilang dalam kurun waktu sepuluh tahun belakang. Untuk terus menjaga agar ekosistem digital di Indonesia terus tumbuh dan berkembang, perlu peran banyak pihak, seperti pemerintah dan dunia swasta.

Baca: Tertarik Bisnis Startup? Simak Rahasianya Agar Tak Gagal

Kini pemerintah mulai menunjukkan dukungan terhadap tumbuhnya industri kreatif dan digital. Bukti nyatanya adalah didirikannya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan beberapa kebijakan yang dikeluarkan pihak-pihak pemerintahan terkait, termasuk Presiden.

Kalangan swasta juga ikut mendukung program pemerintah tersebut. Salah satu swasta yang mendukung program agar ekosistem digital di Indonesia terus tumbuh adalah Telkomsel. Dengan program unggulannya NextDev dan NextDev Academy, Telkomsel membina calon wirausahawan muda di bidang digital (startup).

Achmad Zaky, ‎Founder & CEO Bukalapak sangat mengapresiasi program yang dilakukan oleh Telkomsel dalam menciptakan entrepreneur di bidang digital tersebut. Bahkan Zaky meminta agar pemerintah atau lembaga swasta lainnya dapat membuat ajang serupa agar entrepreneur di bidang digital di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang.

“Saya melihat NextDev adalah even yang sangat bagus dalam menciptakan entrepreneur baru di bidang digital. Apa yang dilakukan oleh Telkomsel merupakan langkah yang sangat tepat dalam mendukung program pemerintah,” ucap Zaki dalam keterangan tertulis, Minggu 23 Juli 2017.

Zaki berharap even dalam menciptakan wirausahawan muda di bidang digital seperti NextDev ini harus diperbanyak dan diintensifkan lagi. Sebab Indonesia masih banyak membutuhkan entrepreneur di bidang digital. Zaki berharap dengan munculnya wirausahawan muda di bidang digital, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lagi tergantung kepada government spending. Bos Bukalapak ini mengharapkan setidaknya ada 10 persen peserta NextDev ini bisa menjadi pengusaha besar di bidang ekonomi digital.

NextDev merupakan ajang kompetisi mencari talenta berprestasi di bidang pembuatan aplikasi teknologi, baik website maupun mobile bagi anak muda Indonesia untuk membantu pemecahan masalah yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Sedangkan NextDev Academy adalah sebuah ajang untuk mengasah dan mempertajam kualitas aplikasi hingga diciptakan startup yang akan menjadi finalis The NextDev 2015 dan 2016.

Zaki menceritakan sebelum menciptakan perusahaan e-commerce , dirinya juga peserta lomba menciptakan aplikasi seperti yang dilakukan oleh Telkomsel melalui NextDev. Namun fokus yang dibuat Zaki adalah untuk jangka panjang. Ia berpesan agar peserta NextDev tidak putus asa dan terus bersemangat dalam mengembangkan usahanya.

Sebelum menciptakan Bukalapak, Zaki juga pernah membuat usaha seperti mi ayam, software, service company dan berbagai usaha lainnya. Namun semuanya yang dirintisnya tersebut tak berjalan dengan mulus.

“Masa awal membangun startup adalah masa kritikal. Model bisnis dari startup harus benar dahulu. Banyak orang beranggapan masa scale (membutuhkan tenaga engineer dan mendapatkan investor) adalah masa yang sangat sulit. “Padahal menurut saya masa awal yaitu membuat model bisnisnya, kemistri dan value proposition,”ucap Zaki.

Agar mendapatkan model bisnis yang tepat, tips yang diberikan Zaki kepada para startup adalah terus mencoba dan jangan mudah putus asa. Untuk menjadi perusahaan sebesar saat ini, Bukalapak memerlukan waktu yang tidak sebentar yaitu lebih dari tujuh tahun. Inovasi produk yang dikeluarkan oleh Bukalapak juga tak selamanya dapat berjalan dengan mulus.

Agar perusahaan startup dapat bertahan di era kompetisi yang sangat ketat seperti saat ini, Zaki memberikan beberapa tips. Tips pertama adalah kalau bisa jangan menggaji diri sendiri terlebih dahulu. Dengan tidak menggaji diri sendiri terlebih dahulu maka beban biaya yang dikeluarkan pada saat awal tidak terlalu besar. Zaki menilai banyak startup yang limbung karena memiliki beban biaya yang sangat tinggi. “Keistimewaan para founder startup adalah ownership mereka di perusahaan tersebut.”

Tips selanjutnya yang diberikan Zaki kepada startup adalah jangan mencari investor terlebih dahulu. Menurut dia, jika startup mementingkan mencari investor, itu menunjukkan produk yang dibuatnya kurang menarik. Zaki meminta agar peserta NextDev fokus pada produk yang dibuatnya.

Baca: Rudiantara Ungkap Tantangan Startup di Indonesia

“Jika produk menarik, maka akan menjadi cerita di masyarakat dan media. Dengan cerita tersebut customer dan investor akan datang dengan sendirinya. Performance itu tak akan pernah bohong,” jelas Zaki.

SETIAWAN ADIWIJAYA

Berita terkait

Lagi-lagi Startup PHK Karyawan, Ini Penjelasan Bos Pahamify

6 Juni 2022

Lagi-lagi Startup PHK Karyawan, Ini Penjelasan Bos Pahamify

Pahamify, startup edutech, mengkonfirmasi kabar terkait dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah karyawannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal 5 Pemuda Indonesia Pendiri Startup Ternama

10 September 2021

Mengenal 5 Pemuda Indonesia Pendiri Startup Ternama

Meski bukan pekerjaan mudah, beberapa anak muda Indonesia sukses mendirikan perushaan startup mereka dan mengembangkannya hingga menjadi besar.

Baca Selengkapnya

Google Bikin Program Startup School Gratis untuk Founder Startup Asia Pasifik

3 Februari 2021

Google Bikin Program Startup School Gratis untuk Founder Startup Asia Pasifik

Sesi interaktif Google Startup School akan mencakup berbagai topik, dari pemasaran digital, pengetahuan produk, hingga strategi bisnis.

Baca Selengkapnya

Cerita Wishnutama Selepas Jadi Menteri, Jajaki Startup Media Digital

27 Januari 2021

Cerita Wishnutama Selepas Jadi Menteri, Jajaki Startup Media Digital

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, menceritakan kesibukannya setelah dicopot sebagai pembantu presiden.

Baca Selengkapnya

Meghan Markle Investasi ke Startup yang Menjual Susu Oat

15 Desember 2020

Meghan Markle Investasi ke Startup yang Menjual Susu Oat

Mantan Duchess of Sussex, Meghan Markle berinvestasi di startup Clevr Brands. Perusahaan tersebut menjual latte susu oat instan empat rasa.

Baca Selengkapnya

Trending Bisnis: Jam Tangan Rolex Edhy Prabowo Hingga Haus! Dapat Pendanaan 30 M

3 Desember 2020

Trending Bisnis: Jam Tangan Rolex Edhy Prabowo Hingga Haus! Dapat Pendanaan 30 M

Berita terpopuler bisnis sepanjang 2 Desember 2020, dimulai dari cerita soal Edhy Prabowo dan istrinya dua kali mendatangi toko jam Rolex di Hawaii.

Baca Selengkapnya

2 Perempuan Indonesia Ikut Program Immersion: Women Founders Google

26 November 2020

2 Perempuan Indonesia Ikut Program Immersion: Women Founders Google

Immersion: Women Founders merupakan program pelatihan untuk membekali para perempuan dengan alat dan keterampilan untuk mengembangkan startup mereka.

Baca Selengkapnya

Inilah Pemenang Hyundai Startup Challenge 2020

16 November 2020

Inilah Pemenang Hyundai Startup Challenge 2020

Hyundai Startup Challenge 2020 di Indonesia telah dimulai sejak awal tahun ini dan berhasil mengumpulkan ratusan pendaftar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Startup Lokal di Yogyakarta Jadi Perhatian InnoXJogja 2020

8 November 2020

Ratusan Startup Lokal di Yogyakarta Jadi Perhatian InnoXJogja 2020

Festival teknologi dan inovasi bertajuk InnoXJogja 2020 segera digelar di Yogyakarta pada 17-20 November 2020 ini.

Baca Selengkapnya

Omnibus Law, Karpet Merah Tenaga Kerja Asing dari Pasal-pasal yang Rontok

8 Oktober 2020

Omnibus Law, Karpet Merah Tenaga Kerja Asing dari Pasal-pasal yang Rontok

Semangat mereka tetap berapi-api, menuntut pembatalan Undang-undang Cipta Kerja atau Omnibus Law.

Baca Selengkapnya