Bos 7-Eleven Tuding Minuman Beralkohol Penyebab Bangkrut

Reporter

Minggu, 16 Juli 2017 21:17 WIB

Logo gerai mini market 7 Eleven yang lebih populer dengan sebutan Sevel di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, 28 Juni 2017. Penutupan gerai ini berkaitan dengan gagalnya kesepakatan penjualan franchise kepada PT Charoen Phokphand Restu Indonesia. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Direktur PT Modern International Tbk Sungkono Haris membeberkan alasan perusahaannya menghentikan kegiatan operasi 7-Eleven yang dijalankan anak perusahaannya, PT Modern Sevel Indonesia. Seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia kini telah ditutup.



Sungkono menjelaskan 7-Eleven mulai kehilangan pendapatannya dari penjualan alkohol dan makanan kecil sejak April 2015 karena adanya aturan pelarangan penjualan alkohol oleh pemerintah. "Pelarangan penjualan minol mempengaruhi penjualan snack an confectionary sehingga penurunan penjualan sangat terasa," kata dia dalam pernyataan tertulis, Jumat 14 Juli 2017.

Sepanjang tahun 2015, kata Sungkono, perusahaan juga telah menutup gerai-gerai 7-Eleven yang tidak mempunyai performa yang baik sebanyak 20. Hingga November 2014, 7-Eleven telah membuka 500 gerai yang tersebar di Pulau Jawa.

Selain itu, pada 2016 para calon investor mengundurkan diri karena persyaratan yang berat dari prinsipal Seven Eleven Inc (SEI). Sepanjang tahun itu pun sebanyak 25 gerai 7-Eleven ditutup.

Penutupan gerai juga dilakukan sepanjang 2017. Setidaknya ada 40 gerai 7-Eleven yang ditutup karena belum mencapai break event point.

Sungkono menyadari bahwa ekspansi gerai 7-Eleven dilakukan terlalu cepat di awal dengan sebagian besar kebutuhan ekspansi tersebut dibiayai oleh pinjaman. Kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjaman yang signifikan menggangu modal kerja yang dapat digunakan untuk operasi bisnis 7-Eleven.


Ditambah lagi dengan daya beli masyarakat yang melemah sejak tahun 2015 dan terus berkelanjutan di tahun 2016 dan awal 2017, serta pertumbuhan bisnis retail yang melambat juga menjadi salah satu kendala dalam pengembangan bisnis 7-Eleven. Selain itu, persaingan bisnis retail khususnya di bidang Convenience Store semakin lama semakin tinggi dan ketat dengan banyaknya pemain baru yang masuk.

Kondisi 7-Eleven makin terperosok ketika transaksi penjualan bisnis 7-Eleven oleh PT Charoen Pokphand Restu Indonesia (CPRI) entitas anak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk batal karena tidak ada kesepakatan antara CPRI dan SEI pada Mei 2017. Penghentian operasional bisnis 7-Eleven pun dilakukan karena keterbatasan sumber daya pada 30 Juni 2017.

"Dihentikan karena keterbatasan sumber daya dan modal untuk mengoperasikan bisnis serta ekspansi 7-Elven sehubungan dengan gagalnya transaksi dengan para investor ataupun calon pembeli sehingga tidak ada dana masuk," ujar Sungkono.

Akibat penghentian operasional 7-Eleven ini, Laporan Keuangan Audit Perseroan per 31 Desember 2016 dan Laporan Keuangan Tidak Diaudit Perseroan per 31 Maret 2017 masing-masing membukukan kerugian perusahaan sebesar Rp 638 miliar dan Rp 456 miliar.

Penutupan gerai juga mengakibatkan sebanyak 960 karyawan PT Modern Sevel Indonesia di PHK. "Ini pilihan terbaik untuk menyelamatkan lini bisnis lainnya," kata Sungkono.

Meski telah ditutup, 7-Eleven masih memiliki persediaan barang senilai Rp 18 miliar seperti tercatat dalam Laporan Keuangan per 31 Maret 2017. Untuk itu, perusahaan memutuskan untuk masih mengoperasikan dua gerai 7-Eleven di Mangga Besar dan Rawa Mangun untuk menampung dan menjual sisa persediaan dagangan dari gerai lain yang sudah ditutup.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Hendak Beli Susu Anak, Seorang Ayah di Virginia Malah Menang Lotere Rp14 Miliar

2 Januari 2022

Hendak Beli Susu Anak, Seorang Ayah di Virginia Malah Menang Lotere Rp14 Miliar

Seorang ayah dari Virginia, AS, memenangkan lotere senilai US$1 juta atau setara Rp14 miliar saat membeli susu cokelat untuk anaknya di 7-Eleven.

Baca Selengkapnya

Kontribusi Penjualan Ritel Saat Natal dan Tahun Baru Bisa Capai 40 Persen

29 November 2020

Kontribusi Penjualan Ritel Saat Natal dan Tahun Baru Bisa Capai 40 Persen

Penjualan pada akhir tahun saat Natal dan Tahun Baru 2021 diperkirakan memberi sumbangan paling besar bagi sektor ritel sepanjang tahun ini.

Baca Selengkapnya

11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

12 November 2019

11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

Aprindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan 11 November sebagai Hari Ritel Nasional.

Baca Selengkapnya

Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

2 Oktober 2019

Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menargetkan pertumbuhan industri ini dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10 persen.

Baca Selengkapnya

Giant Tutup 6 Gerai, Ini Daftar Toko Ritel yang Bernasib Sama

24 Juni 2019

Giant Tutup 6 Gerai, Ini Daftar Toko Ritel yang Bernasib Sama

Selain Giant, sudah ada beberapa gerai ritel di Indonesia yang bernasib sama dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Ada Diskon Pemilu 2019, Penjualan Peritel Naik 10 Kali Lipat

19 April 2019

Ada Diskon Pemilu 2019, Penjualan Peritel Naik 10 Kali Lipat

Diskon khusus Pemilu 2019 membuat penjualan sektor ritel naik hingga 10 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Belanja Pakai Kantong Plastik Bayar Rp 200 Mulai Hari Ini

1 Maret 2019

Belanja Pakai Kantong Plastik Bayar Rp 200 Mulai Hari Ini

Berbelanja ke supermarket menggunakan kantong plastik bakal dikenakan biaya Rp 200.

Baca Selengkapnya

Banyak Toko Ritel Tutup, Darmin: Dunia Sedang Berubah

18 Januari 2019

Banyak Toko Ritel Tutup, Darmin: Dunia Sedang Berubah

Darmin menyebut dunia yang berubah menyebabkan tutupnya toko ritel.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Sektor Ritel Terus Tumbuh di Sepanjang 2019

17 Januari 2019

Ekonom: Sektor Ritel Terus Tumbuh di Sepanjang 2019

Ekonom Indef Aviliani mengatakan ada sektor ritel yang akan terus tumbuh dan berkembang sepanjang 2019.

Baca Selengkapnya