BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan 4,2 Persen di 2017

Reporter

Jumat, 14 Juli 2017 13:22 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Balikpapan - Bank Indonesia (BI) akhirnya memprediksi pertumbuhan ekonomi Kalimantan sepanjang tahun ini sebesar 4,2 persen. Angka pertumbuhan itu naik dari sebelumnya 1,4 persen di 2015 dan 2 persen di 2016.

"Kami harap tahun ini bisa meningkat, begitu juga inflasi tahun ini diprediksi terkendali sekitar 4,8 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, dalam konferensi pers hasil Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Pusat, dan Bank Indonesia, di Hotel Grand Senyiur, Balikpapan, Jumat, 14 Juli 2017.

Agus menuturkan untuk keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan berkisar antara 5-5,4 persen. Hal itu utamanya disebabkan oleh perbaikan harga batubara dan minyak kelapa sawit (CPO). "Di kuartal satu 2017 tumbuh 5,1 persen, walaupun di kuartal dua agak penurunan," katanya.

Baca: Penting, Sri Mulyani Jelaskan Pertumbuhan Ekonomi ke DPR

Agus melanjutkan secara umum BI meyakini harga sawit sepanjang tahun ini masih akan naik sekitar 16 persen, dan harga batubara 27 persen. "Ini potensi yang harus kita raih, salah satunya tetap harus melalui diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi."

Agus menuturkan saat ini kontribusi pertumbuhan ekonomi terbesar lebih banyak disumbangkan oleh Pulau Jawa dan Sumatera mencapai 81 persen. Sedangkan, Kalimantan hanya berkontribusi sebesar 8 persen, di mana setengah dari angka tersebut bersumber dari Kalimantan Timur.

Simak: Upaya Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Daerah

Menurut dia, kontribusi yang rendah itu antara lain karena Kalimantan cukup tergantung khususnya pada perkebunan dan galian pertambangan. "Jadi kalau harga dunia bagus ekonomi bagus, kalau harga dunia jelek jadi jelek." Dan, seringkali ketika harga komoditas membaik, diversifikasi sumber pertumbuhan itu dilupakan.

Agus menjelaskan strategi untuk memperluas diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi akan diarahkan pada tiga kebijakan utama. Pertama dengan memperkuat pembangunan infrastruktur dasar daerah, terus mengembangkan investasi sumber daya manusia yang terampil dan memperkuat tata kelola birokrasi.

Kedua dengan mengoptimalkan berbagai potensi sektor ekonomi daerah, baik melalui diversifikasi vertikal atau hilirisasi maupin horizontal. Ketiga, dengan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri secara terpadu. "Strategi itu akan ditindaklanjuti secara seksama, berkala, dan terukur," ujarnya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

19 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

23 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

1 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

5 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya