Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Ketua Komisi Perhubungan DPR Fary Djemy Francis meninjau Pelabuhan Bakauheni, Lampung, 2 Juli 2017. Tempo/Angelina Anjar Sawitri
TEMPO.CO, Jakarta -Sinergi antar lembaga pemerintah menjadi kunci sukses penyelenggaraan mudik tahun ini.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, presiden memerintahkan langsung agar tak ada lembaga yang menonjolkan ego sektoral.
"Sejak awal presiden sudah berpesan agar tak ada ego sektoral. Itulah yang menjadi kunci sehingga kami bisa kompak. Koordinasinya juga sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari," kata Budi dalam diskusi media Forum Merdeka Barat 9, Kamis 6 Juli 2017.
Tiga lembaga yang menjadi 'pemain utama' selama musim mudik adalah Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kepolisian Republik Indonesia.
Hal tersebut diakui oleh Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa yang turut hadir dalam diskusi. Kendala ego sektoral bukan hanya terjadi antar lembaga pemerintah saja, tetapi juga di internal Polri sendiri.
Menurutnya, di tahun-tahun sebelumnya masih ada wilayah kepolisian yang enggan daerahnya dilalui karena tak ingin repot mengurusi kemacetan. Namun, tahun ini kendala tersebut tak ada lagi. "Semua Polda di jalur mudik harus patuh dan taat ke Mabes," ujar Royke.
Selama musim mudik moda transportasi yang menjadi idola adalah pesawat terbang dan kereta api. Hal itu terlihat dari data pertumbuhan transportasi udara selama mudik yang mencapai 12 persen.
Realisasi pertumbuhan tersebut berada di atas prediksi Kemenhub, yakni sekitar 9 persen. Pertumbuhan di transportasi udara, kata Budi, menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat.
Begitu pula dengan peminat kereta api yang tumbuh mencapai 40 persen. Pelayanan yang semakin baik diklaim sebagai alasan mengapa moda ini semakin diminati.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.