Distribusi Barang Nonmigas di Pelabuhan Jawa Tengah Turun
Editor
LN Idayanie Yogya
Kamis, 6 Juli 2017 01:00 WIB
TEMPO.CO, Semarang - Distribusi barang non-minyak dan gas di pelabuhan Jawa Tengah pada Lebaran tahun ini menurun. “Kami mengantisipasi pengiriman barang yang bisa macet saat angkutan Lebaran,” kata Wakil Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jawa Tengah Andreas B. Wirohardjo, Rabu, 5 Juli 2017.
Aktivitas bongkar-muat barang di sejumlah pelabuhan di Jawa Tengah pada Mei memang menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat bongkar barang nonmigas di Pelabuhan Tanjung Emas, Tanjung Intan, Cilacap, dan Tegal, Jawa Tengah, sebanyak 525.193 ton atau turun 25,96 persen dibanding April, yakni 709.324 ton.
Menurut Andreas, durasi pengiriman barang, khususnya dari luar negeri, membutuhkan waktu agak panjang karena perjalanan dilakukan dengan kapal laut. Pengusaha menghentikannya sejak Mei karena khawatir barang menumpuk di penyimpanan. Saat Lebaran, ada kebijakan larangan pengangkutan barang non-kebutuhan pokok. “Dari pada berhenti di gudang perlu biaya, lebih baik ditahan pemesan sejak awal Mei,” katanya.
Kepala BPS Jawa Tengah Margo Yuwono menyebutkan bongkar-muat di pelabuhan Jawa Tengah yang mengalami kenaikan lebih dari 100 persen adalah migas. “Bongkar-muat komoditas ini naik 100,66 persen dari 380.693 ton menjadi 763.915 ton,” ujarnya.
Margo juga mengatakan jumlah muat barang nonmigas antarpulau selama Mei hanya 9.204 ton atau turun 20,94 persen dibanding bulan sebelumnya 11.642 ton. “Sedangkan jumlah komoditas migas yang dimuat 377.472 ton, turun 41,98 persen dibanding April sebesar 650.577 ton,” ucapnya.
Secara keseluruhan, kata Margo, perdagangan luar negeri melalui moda angkutan laut di Pelabuhan Tanjung Emas dan Tanjung Intan, dengan jumlah bongkar barang pada Mei 2017, meliputi nonmigas 43.782 ton dan komoditas migas 11.300 ton. “Jumlah muat barang nonmigas 86.100 ton. Barang migas 2.500 ton,” ucapnya.
EDI FAISOL