Inflasi Juni 2017 0,69 Persen, Menko Darmin: Masih Oke

Reporter

Senin, 3 Juli 2017 17:43 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan Berita Resmi Statistik bersama Direktur Statistik Distribusi Anggoro Dwitjahyono dan Direktur Statistik Harga Yunita Rusanti di Kantor Pusat BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, 2 Juni 2017. TEMPO/Destrianita

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengapresiasi inflasi pada Juni sebesar 0,69 persen dibandingkan Mei. Meski demikian ia masih menganggap hal tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan tahun lalu.

“Memang agak tinggi. Artinya 0,69 persen itu agak di atas harapanlah. Tapi kalau dilihat year to date nya masih oke, year on year nya masih oke,” tutur Darmin Nasution di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin, 3 Juli 2017.

Simak: Bahan Baku Gudeg Mendongkrak Inflasi di Yogyakarta

Menurut Darmin, inflasi pada Juni lebih banyak disebabkan dari sisi perumahan, kemudian pakaian, mengingat Juni berbarengan dengan perayaan puasa dan idul fitri, baru kemudian disumbang oleh sektor pangan. “Sebetulnya sih pangan itu memang menjelang lebaran itu naik dulu dia, beberapa hari kemudian dia agak turun lagi. Cuma enggak ketangkep lagi, udah lewat. Dia ketangkapnya waktu naik,” ucap Darmin.

Darmin berharap, hingga Desember mendatang harga pangan tidak akan mengalami lonjakan terlalu tinggi sehingga inflasi dari kelompok tersebut masih dapat dikendalikan. “Sekarang masih oke. Harapan saya iya, karena kami masih terus mengurusi supaya inflasi terutama pangan, tidak terlalu tinggi. Di pangan kami berusaha betul supaya inflasi bisa turun lagi, jangan 0,69 persen,” tuturnya.

Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Juni menyentuh 0,69 persen. Dengan demikian inflasi sepanjang Januari hingga Juni tercatat sebesar 2,38 persen. Adapun inflasi tahun ke tahun atau Juni 2017 dibandingkan Juni 2016 sebesar 4,37 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto, inflasi Juni terutama dipengaruhi oleh penyesuaian tarif listrik untuk rumah tangga pelanggan 900 VA, angkutan udara, dan angkutan antar kota, sedangkan inflasi bahan pangan relatif terkendali.

Untuk inflasi terbesar terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang mencapai 0,75 persen dengan andil 0,18 persen. "Yang dominan berpengaruh adalah penyesuaian tarif listrik 900 VA dan kenaikan tarif air minum PAM," ujar Suhariyanto.

Adapun pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mencapai 1,27 persen dengan andil 0,23 persen. "Kenaikan tarif angkutan udara memiliki andil 0,12 persen, kenaikan tarif angkutan antar kota 0,08 persen, dan kenaikan tarif kereta api 0,01 persen."

Sementara itu, inflasi pada kelompok sandang mencapai 0,78 persen dengan andil 0,05 persen di mana terdapat kenaikan pada harga emas perhiasan dan baju muslim wanita. Adapun inflasi harga barang yang diatur pemerintah mencapai 2,1 persen dengan andil 0,42 persen dan inflasi harga pangan bergejolak mencapai 0,65 persen dengan andil 0,12 persen.

DESTRIANITA | ANGELINA ANJAR

Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

26 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

28 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

28 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya