Puasa dan Lebaran, BPS: Inflasi Juni Sentuh 0,69 Persen  

Reporter

Senin, 3 Juli 2017 11:58 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan Berita Resmi Statistik bersama Direktur Statistik Distribusi Anggoro Dwitjahyono dan Direktur Statistik Harga Yunita Rusanti di Kantor Pusat BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, 2 Juni 2017. TEMPO/Destrianita

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Juni menyentuh 0,69 persen dibanding pada Mei lalu. Inflasi tahun kalender atau sepanjang Januari-Juni mencapai 2,38 persen. Adapun inflasi tahun ke tahun atau Juni 2017 dibandingkan dengan Juni 2016 sebesar 4,37 persen.

"Inflasi Juni terutama dipengaruhi penyesuaian tarif listrik untuk rumah tangga pelanggan 900 volt ampere, angkutan udara, dan angkutan antarkota. Inflasi bahan pangan relatif terkendali," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin, 3 Juli 2017.

Baca: Menteri Darmin: Inflasi Juni Naik Tipis Dibanding Mei

Menurut Suhariyanto, pada Juni terjadi kenaikan harga di semua kelompok pengeluaran. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi 0,69 persen dengan andil 0,14 persen. "Bahan-bahan pangan yang biasanya bergejolak, seperti daging dan beras, tidak terjadi pada Juni ini," ujarnya.

Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, mengatakan inflasi kelompok bahan makanan terjadi karena kenaikan harga ikan segar, bawang merah, daging ayam ras, pepaya, kentang, ketimun, tomat sayur, kelapa, dan bayam. "Tapi andilnya kecil-kecil," ucapnya.

Untuk inflasi pada kelompok makanan jadi, kata Kecuk, mencapai 0,39 persen dengan andil 0,07 persen. "Komoditas yang menyumbang inflasi pada makanan jadi adalah kue kering, mi, nasi dengan lauk, kopi manis, rokok kretek, serta rokok kretek filter," tuturnya.

Simak: Puasa, BI Ramalkan Inflasi Tak Melambung

Inflasi yang cukup besar, menurut Kecuk, terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang mencapai 0,75 persen dengan andil 0,18 persen. "Yang dominan berpengaruh adalah penyesuaian tarif listrik 900 VA dan kenaikan tarif air minum PAM," ucapnya.

Untuk inflasi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan, ujar Kecuk, mencapai 1,27 persen dengan andil 0,23 persen. "Kenaikan tarif angkutan udara memiliki andil 0,12 persen, kenaikan tarif angkutan antarkota 0,08 persen, dan kenaikan tarif kereta api 0,01 persen," katanya.

Sedangkan inflasi pada kelompok sandang mencapai 0,78 persen dengan andil 0,05 persen, yang di dalamnya terdapat kenaikan pada harga emas perhiasan dan baju muslim wanita. "Inflasi pada kelompok kesehatan mencapai 0,34 persen dengan andil 0,02 persen," ujarnya.

Simak: Inflasi 2017 Diperkirakan Capai 4,36 Persen

Dengan begitu, Kecuk menuturkan inflasi inti pada Juni mencapai 0,26 persen dengan andil 0,15 persen. Adapun inflasi harga barang yang diatur pemerintah mencapai 2,1 persen dengan andil 0,42 persen dan inflasi harga pangan bergejolak mencapai 0,65 persen dengan andil 0,12 persen.

Pada Mei lalu, BPS mencatat inflasi mencapai 0,39 persen. Dengan laju tersebut, inflasi tahun kalender atau sepanjang Januari-Mei 1,67 persen dan inflasi Mei 2017 dibanding Mei 2016 sebesar 4,33 persen.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

13 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

13 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

13 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

13 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

13 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

13 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya