Puluhan pemudik dengan sepeda motor berusaha memasuki kapal penyeberangan, menuju Pulau Jawa saat H-4 jelang Hari Raya Idul Fitri 1436 H di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, 13 Juli 2015. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto meninjau kelayakan Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, Bali, dalam rangka menghadapi lonjakan penumpang saat Lebaran. Ada beberapa catatan selama dalam peninjauan tersebut.
Salah satu yang jadi catatan adalah soal informasi waktu tunggu bagi pemudik. Menurut Pudji, untuk menjaga ketertiban di pelabuhan, harus ada informasi waktu tunggu bagi para pemudik yang akan naik ke kapal.
"Jika sudah ada keterangan waktu tunggu maka akan memberi kepastian bagi para pemudik baik pemotor maupun yang menggunakan mobil. Mereka bisa memperkirakan waktu perjalanannya," ujar Pudji dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 17 Juni 2017.
Selain itu, pengisian formulir manifest penumpang bagi kendaraan roda empat sebaiknya sudah dilakukan di dalam mobil. Dengan begitu, waktu pendaftaran bisa lebih efisien.
Dalam kunjungan tersebut, Pudji juga mengecek kendaraan yang sudah berada di dalam kapal untuk memantau kesesuaian proses lashing. Pada saat mengecek kendaraan, Pudji menemukan salah satu kendaraan angkutan barang dengan kondisi ban yang divulkanisir.
"Hal ini sangat membahayakan lalu lintas, baik bagi pengemudi sendiri maupun bagi pengguna jalan raya yang lain," ujar Pudji.
Pudji juga menemukan salah satu alat penimbangan tidak berfungsi. Dari dua alat yang tersedia, hanya satu alat yang berfungsi. Menurut Pudji, petugas harus berani memperbaiki alat tersebut karena dinilai bisa membahayakan penumpang saat dalam perjalanan.
"Petugas jembatan timbang membagikan imbauan yang berisi 'stop pelanggaran dimensi dan lebih muatan, jagalah kendaraan angkutan barang demi keselamatan," ujar Pudji.
Pudji mengapresiasi Otoritas Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk yang menyiapkan tenda-tenda bagi pemotor yang terjebak antrian. Dengan begitu, pemudik bisa berlindung apabila terjadi hujan dan panas saat antre kendaraan.
Kepala Otoritas Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk Arif Muldjanto menjamin bahwa keberadaan warung di sekitar pelabuhan tidak akan menghambat lalu lintas. Arif mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kepolisian.
"Tenda-tenda yang kami siapkan sebelum masuk pelabuhan memang ditujukan bagi pemotor agar mereka tidak kehujanan dan kepanasan saat mengantri," kata Arif.