Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, berbicara dengan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, dan Direktur IMF Christine Lagarde selama Pansus rapat pelno musim semi World Bank/IMF Spring di markas IMF, Washington, 22 April 2017. AP/Jose Luis Magana
TEMPO.CO, Jakarta -- Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan kebutuhan anggaran sebagai tuan rumah untuk penyelenggaraan pertemuan tahunan Bank Dunia (World Bank) dan IMF mencapai hampir Rp 1 triliun. Adapun pertemuan ini akan diselenggarakan di Bali, pada 8-14 Oktober 2018.
"Saya belum tahu secara detil, tentatif akan mendekati Rp 1 triliun," kata Sri Mulyani di hadapan anggota dewan Komisi Keuangan DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Juni 2017.
Sri Mulyani menuturkan pendanaan penyelenggaraan acara ini akan dibagi atau sharing dengan Bank Indonesia. "Saya pengennya 30 persen, jadi BI lebih tinggi, saya lagi pendekatan ke Gubernur BI soal itu," kata Sri Mulyani.
Kebutuhan pendanaan ini juga berakibat pada meningkatnya pagu anggaran Kementerian Keuangan tahun 2018 sebesar 12,5 persen atau menjadi Rp 45,72 triliun.
"Anggarannya akan ada di Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, bukan karena desentralisasi tapi memang untuk supporting segala sesuatu seperti mobilisasi dan logistik lebih baik."
Sementara itu, Anggota Komisi Keuangan DPR dari Fraksi Partai Golkar, Mukhamad Misbakhun, meminta pemerintah serius dalam mempersiapkan penyelenggaraan pertemuan penting Bank Dunia dan IMF ini.
"Ini jadi tempat bagi dunia keuangan melihat keberhasilan perekonomian Indonesia sebagai anggota G-20, maka enggak boleh setengah-setengah kita membiayai," kata Misbakhun.
Seperti diketahui, pertemuan ini akan dihadiri oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 189 negara. Selain itu juga akan dihadiri para pelaku bisnis dan industri dari seluruh dunia.
"Pemerintah tidak ragu mengeluarkan berapa biayanya karena akan jadi pertaruhan wajah Indonesia di dunia internasional," kata Misbakhun.