Pemerintah Diminta Segera Buat Peta Jalan Industri Halal  

Reporter

Editor

Setiawan

Rabu, 14 Juni 2017 13:16 WIB

Iklan jilbab halal Zoya. facebook.com

TEMPO.CO, Jakarta - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai pemerintah perlu menyusun peta jalan pengembangan industri halal. Direktur CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan peta jalan tersebut menjadi penting sebagai panduan pemerintah dan pelaku usaha untuk pengembangan industri ini.

Baca: Pelaku Usaha Diminta Galakkan Wisata Halal

“Peta ini mencakup strategi pengembangan sektor-sektor andalan, payung hukum yang dibutuhkan, infrastruktur pendukung, pengembangan lembaga riset halal, serta penguatan peran lembaga standardisasi dan sertifikasi halal,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 14 Juni 2017.

Pemerintah, kata Faisal, juga harus mempercepat penyusunan regulasi industri halal, terutama di sektor non-keuangan. Menurut dia, payung hukum untuk industri non-keuangan masih belum jelas. Berbeda dengan industri keuangan syariah yang memiliki sejumlah regulasi dari pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selain itu, ia mengkritik Undang-Undang Jaminan Produk Halal yang disahkan pada 2014, yang belum memiliki peraturan turunan. “Padahal target dari undang-undang tersebut maksimal 2016,” ujarnya. Badan Pelaksana Jaminan Produk Halal (BPJPH) merupakan amanat undang-undang tersebut. Kewajiban seluruh produk nonfarmasi harus halal pada 2019 berpeluang besar tidak dapat diimplementasikan.

Faisal menambahkan, diperlukan juga penguatan dan perluasan peran lembaga sertifikasi halal. Lembaga sertifikasi halal, yang saat ini masih dikelola MUI hingga BPJPH terbentuk, harus dijadikan lembaga yang efisien dalam melayani industri berskala nasional dan internasional. Proses sertifikasi harus mampu mendukung pertumbuhan industri. “Bukan malah menjadi beban, terutama dari sisi biaya ataupun proses yang rumit,” ucapnya. Lembaga ini harus mampu membuat standardisasi untuk berbagai industri, seperti jasa perjalanan, hiburan, dan pariwisata.

Menurut Faisal, kebijakan pengembangan industri halal harus disinergikan dengan upaya percepatan pengembangan industri domestik. Sebab, beberapa industri masih bergantung pada impor dan belum cukup siap untuk mengikuti standar halal, seperti industri farmasi dan kosmetik. “Ini perlu mendapatkan perhatian serius,” tuturnya.

Baca: Pusat Kajian Halal ITB Siap Sokong MUI

Faisal memperhitungkan hampir 90 persen produk bahan baku obat di Indonesia diimpor dari negara nonmuslim. Sejumlah bahan baku obat masih mengandalkan produk nonhalal karena keterbatasan produk halal ataupun keekonomisan. Ia mencontohkan 44 persen produk gelatin masih berasal dari babi, 27 persen dari tulang sapi, dan 28 persen dari kulit. “Namun produk gelatin babi dianggap lebih ekonomis karena lebih murah, estetis, dan tahan lama,” katanya.

ARKHELAUS W.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Tokoh Muslim AS Boikot Buka Puasa Gedung Putih

25 hari lalu

Top 3 Dunia: Tokoh Muslim AS Boikot Buka Puasa Gedung Putih

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 3 April 2024 diawali oleh sejumlah tokoh Muslim Amerika Serikat menolak datang ke acara jamuan buka puasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

25 hari lalu

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Minta Sertifikasi Halal UMKM Ditunda

27 hari lalu

Menteri Teten Minta Sertifikasi Halal UMKM Ditunda

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta penundaan sertifikasi halal UMKM ditunda.

Baca Selengkapnya

Teten Minta Permudah Sertifikasi Halal UMKM, Ada Jalur Hijau Makanan Berbahan Halal

51 hari lalu

Teten Minta Permudah Sertifikasi Halal UMKM, Ada Jalur Hijau Makanan Berbahan Halal

Teten menyarankan masa penundaan atau kemudahan untuk pelaku usaha mendapatkan sertifikasi halal produknya.

Baca Selengkapnya

Haraku Ramen Buka Gerai Ketiga Dilengkapi dengan Sertifikat Halal

30 Januari 2024

Haraku Ramen Buka Gerai Ketiga Dilengkapi dengan Sertifikat Halal

Haraku Ramen hadir sebagai ramen halal dengan cita rasa Jepang yang disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia

Baca Selengkapnya

Sertifikat Halal Diharapkan Bisa Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat

27 Januari 2024

Sertifikat Halal Diharapkan Bisa Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat

Konsumen Indonesia sangat memahami dan sadar akan makanan yang mereka konsumsi. Sertifikat halal semakin sering ditanyakan

Baca Selengkapnya

MUI Dorong Sertifikasi Halal pada 3 Jenis Jasa dan Produk, Apa Saja?

19 Januari 2024

MUI Dorong Sertifikasi Halal pada 3 Jenis Jasa dan Produk, Apa Saja?

MUI menekankan bahwa kewajiban sertifikasi halal tidak hanya terbatas pada produk makanan dan minuman.

Baca Selengkapnya

Tantangan Pelaku Usaha Belum Urus Sertifikat Halal

30 Desember 2023

Tantangan Pelaku Usaha Belum Urus Sertifikat Halal

Ada beberapa alasan para pengusaha masih ogah mengurus sertifikat halal bagi produk mereka. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kemenperin Operasikan Aplikasi Pendataan Industri Halal Mulai Januari 2024

29 Desember 2023

Kemenperin Operasikan Aplikasi Pendataan Industri Halal Mulai Januari 2024

Kemenperin memberikan perhatian khusus pada industri halal.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Bahas Kerja Sama Sektor Halal dengan Maroko

23 Desember 2023

Menlu Retno Bahas Kerja Sama Sektor Halal dengan Maroko

Menlu Retno Marsudi membahas potensi kerja sama Indonesia dan Maroko di sektor halal dan pengakuan sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya