BPK: Ada Penyimpangan Kerja Sama Pelindo II dan Deutsche Bank

Reporter

Editor

Setiawan

Selasa, 13 Juni 2017 19:12 WIB

Presiden Joko Widodo (Ketiga dari kanan) saat meresmikan kampus utama Indonesia Port Corporation (IPC) Corporate University milik PT Pelabuhan Indonesia II di Bogor, 5 Mei 2015. Seskab/Andi Wijayanto

TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Moermahadi Soerja Djanegara mengatakan ada cara-cara tak sesuai prosedur dalam kerja sama antara PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan Deutsche Bank sebagai financial advisor. Ini berhubungan dengan valuasi nilai bisnis perpanjangan perjanjian kerja sama pengelolaan dan pengoperasian PT JICT yang dikeluarkan Deutsche Bank (DB).

Baca: BPK Minta Pemerintah Jangan Cepat Puas dengan ...

"Patut diduga (memang) dipersiapkan untuk mendukung tercapainya perpanjangan kerja sama dengan PT Hutchinson Port Holding," kata Moermahadi saat ditemui di gedung Nusantara III, Kompleks DPR, Jakarta, Selasa, 13 Juni 2017.

Moermahadi menuturkan cara-cara yang tak sesuai aturan adalah ketika Direksi PT Pelindo II tak memiliki owner estimate sebagai acuan dalam menilai penawaran dari mitra lama. Penilaian penawaran diserahkan kepada financial advisor dalam hal ini Deutsche Bank.

Biro Pengadaan Pelindo II patut diduga meloloskan Deutsche Bank meski tidak lulus dalam evaluasi administrasi. DB yang ditunjuk PT Pelindo II terindikasi ada conflict of interest (benturan kepentingan). Menurut Moermahadi konflik kepentingan ini terjadi, karena DB merangkap pekerjaan sebagai negosiator, lender dan arranger.

Kemudian commercial terms antara Pelindo II dengan Hutchinson terkait perpanjangan perjanjian kerja sama pengelolaan dan pengoperasian PT JICT telah disepakati, meski valuasi bisnis yang seharusnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan belum disiapkan oleh financial advisor (DB).

Terakhir valuasi bisnis perpanjangan perjanjian kerja sama pengelolaan dan pengoperasian PT JICT yang dibuat financial advisor diduga diarahkan untuk mendukung opsi perpanjangan dengan mitra lama (Hutchinson), tanpa mempertimbangkan opsi pengelolaan sendiri. "Dalam melakukan valuasi dasar perhitungan DB tak valid," ujar Moermahadi.

Baca: Kapal Raksasa di Tanjung Priok, Pelindo II: Ini Era Baru

Dasar perhitungan yang tak valid, kata Moermahadi, berdampak pada nilai upfront fee yang diterima lebih rendah dari nilai yang seharusnya.

DIKO OKTARA

Berita terkait

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

32 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

35 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

36 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

36 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

36 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

36 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca Selengkapnya

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

36 hari lalu

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

Direktur Bina Penataan Bangunan, PUPR, mengatakan pembangunan IKN dilakukan secara gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

37 hari lalu

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

KPK telah melimpahkan berkas perkara tiga pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua Barat selaku penerima suap

Baca Selengkapnya

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

40 hari lalu

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

Menkeu Sri Mulyani menyerahkan laporan dugaan tindak pidana korupsi senilai Rp 2,5 triliun terkait penggunaan dana pada LPEI ke Jaksa Agung.

Baca Selengkapnya

Anggota BPK Nonaktif Achsanul Qosasi Didakwa Terima Suap Rp 40 Miliar Korupsi BTS, Siapa Nama Lain Pernah Disebut?

50 hari lalu

Anggota BPK Nonaktif Achsanul Qosasi Didakwa Terima Suap Rp 40 Miliar Korupsi BTS, Siapa Nama Lain Pernah Disebut?

Selain anggota III BPK nonaktif Achsanul Qosasi yang sudah menjadi terdakwa, terdapat beberapa nama pernah terseret korupsi BTS. Siapa mereka?

Baca Selengkapnya