Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri) dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) sebelum mengikuti rapat terbatas tentang Persiapan Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Kantor Presiden, Jakarta, 3 Mei 2017. Pertemuan IMF dan World Bank tersebut akan dihadiri sekitar 15 ribu delegasi dari 189 negara. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta -Pada bulan puasa, banyak orang berangan untuk membatalkan puasanya saat azan Magrib tiba dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan sebagai "ajang balas dendam" setelah seharian menahan lapar dan dahaga.
Namun hal itu tak berlaku bagi Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M Soemarno. Sebagai orang yang memiliki mobilitas tinggi dengan sejumlah kegiatan terjadwal, ia tetap fit di bulan Ramadan ini meski hanya mengkonsumsi makanan sahur dan buka yang dapat dibilang 'seadanya'.
"Menu sahur saya yoghurt, tempe, air putih," ujar Rini saat ditemui di Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa, 13 Juni 2017.
Begitu juga dengan menu berbuka. Meski seharian bersafari, ia mengaku cukup untuk mengawali berbuka dengan air putih dan kurma. "Paling utama satu botol air putih. Kurma satu. Lalu salat, setelah itu baru makan," ucap Rini.
Rini menambahkan, ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan cucunya. Karena itu, pada Lebaran nanti ia tetap akan berada di Jakarta. Seperti kegiatan rutin menteri lainnya, biasanya akan menggelar open house di rumah dinas untuk menyambut tamu dan pejabat penting yang datang untuk bersilaturahmi.