Mei 2017, Bahan Makanan Penyumbang Inflasi Tertinggi

Reporter

Jumat, 2 Juni 2017 18:00 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan Berita Resmi Statistik bersama Direktur Statistik Distribusi Anggoro Dwitjahyono dan Direktur Statistik Harga Yunita Rusanti di Kantor Pusat BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, 2 Juni 2017. TEMPO/Destrianita

TEMPO.CO, Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan inflasi bulan Mei 2017 sebesar 0,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,83.

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menuturkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, dengan inflasi paling besar berasal dari sektor bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 0,86 persen

Menurut Suhariyanto, meskipun inflasi bahan makanan pada Mei 2017 sebesar 0,86 persen, namun jika dibandingkan tahun lalu memang ada kenaikan beberapa komoditas, namun hal tersebut sudah diperingatkan pada bulan-bulan sebelumnya seperti telur, dan daging sapi. Sehingga pemerintah dapat menjaga stok daging melalui impor daging beku untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga.

“Dibandingkan dengan puasa tahun lalu beda banget. Jadi berbagai upaya yang dilakukan pemerintah menunjukkan hasil yang cukup membuat harga-harga terkontrol dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” tutur Suhariyanto dalam konferensi pers yang digelar di BPS, Jumat, 2 Juni 2017.

Baca: BI: Inflasi Minggu Keempat April di Level 0,08 Persen

Kelompok bahan makanan memberikan sumbangan inflasi Mei 2017 sebesar 0,17 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah bawang putih sebesar 0,08 persen, telur ayam ras sebesar 0,05 persen, daging ayam ras sebesar 0,04 persen, serta beras, daging sapi, jengkol, dan cabai merah masing-masing sebesar 0,01 persen.

Baca: BPS Perkirakan Inflasi Tinggi pada Mei dan Juni

Sebaliknya, komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabe rawit sebesar 0,04 persen, bawang merah sebesar 0,02 persen dan tomat sayur sebesar 0,01 persen.

Ia menambahkan, tingkat inflasi secara tahun kalender (Januari-Mei) 2017 sebesar 1,67 persen, dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 4,33 persen. Jika dilihat secara momentum, wajar pada musim ramadan dan lebaran angka inflasinya tinggi, karena jumlah peningkatannya tinggi.

Selain faktor permintaan dan penawaran bahan makanan yang mengalami peningkatan, Suhariyanto menilai ada ulah spekulan yang ikut mempermainkan harga di sejumlah kelompok bahan makanan ketika pasokan barangnya tidak cukup. Namun secara umum harga sebenarnya masih terkendali, salah satunya adanya campur tangan pemerintah dalam melakukan operasi pasar serta penentuan harga eceran tertinggi (HET).

“Kalang nggak ada operasi pasar, dia pasti naik. Harga daging sapi juga relatif stabil. Pemerintah sudah mengantisipasi untuk memenuhi stok, distributor juga diminta untuk melaporkan. Ini pengaruhnya sangat besar. Sebetulnya, harga harga saat ini terkendali. Ini sedikit naik saja, karena bulan lalu kan deflasi,” tutur Suhariyanto.

Suhariyanto memperkirakan, usai musim lebaran berakhir, nantinya inflasi akan kembali menurun. “Ini menggambarkn rata-rata Mei. Lihat dari minggu per minggu kan naik di pekan kedua dan pekan ketiga. Setelah intervensi pemerintah maka pekan keempat inflasi turun. Juni saya harap turun dibandingkan Mei,” tuturnya.

DESTRIANITA

Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

26 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

28 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

28 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya