DPR Nilai BI Tak Serius Terapkan Redenominasi rupiah

Reporter

Editor

Setiawan

Rabu, 31 Mei 2017 17:01 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Melchias Mekeng mengatakan wacana pembahasan redenominasi rupiah tak dapat masuk dalam Program Legislasi Nasional 2017.

Baca: Gubernur BI Ingin RUU Redenominasi Segera Dibahas

Menurut Mekeng, Bank Indonesia belum serius melakukan sosialisasi rencana tersebut meskipun wacana kembali muncul sejak akhir tahun lalu. "Dia cuma asal ngomong, nggak serius. Dia harus sosialisasi dulu. Menurut mereka bagus, menurut rakyat belum tentu," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 31 Mei 2017.

Redenominasi rupiah merupakan upaya penyederhanaan pecahan mata uang menjadi pecahan yang lebih sedikit. Mekeng menilai wacana redenominasi dapat menimbulkan kekhawatiran di masyarakat apabila sosialisasi minim dilakukan. Definisi redenominasi rentan disalahartikan dengan sanering, atau pemotongan nilai mata uang seperti puluhan tahun lalu. Bank Indonesia memerlukan masa transisi atau sosialisasi 7 tahun sebelum memberlakukan pecahan mata uang baru.

Tak hanya itu, keputusan melakukan redenominasi saat ini juga tak dapat dilakukan lantaran inflasi rendah. Menurut Mekeng, tingkat inflasi rendah disebabkan oleh konsumsi masyarakat yang melemah. Pertumbuhan ekonomi juga baru tumbuh di level 5,01 persen pada kuartal pertama 2017. "Inflasi rendah bukan karena hebatnya Bank Indonesia, tapi ekonomi lagi slow. Kalau rakyatnya sudah nggak ada kerjaan, ekonomi bisa langsung anjlok."

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meminta agar Rancangan Undang-undang Redenominasi Rupiah kembali dibahas. Wacana ini sempat muncul akhir tahun lalu, sebelum Bank Indonesia akhirnya menerbitkan emisi baru uang rupiah.

Agus menilai langkah ini berbeda dengan sanering atau pemotongan nilai uang. Redenominasi dinilai tepat dilakukan saat ini lantaran inflasi yang rendah pertumbuhan ekonomi yang membaik. "Ekonomi tahun ini lebih baik dibandingkan 2016. Jadi, ini adalah saat yang tepat," kata Agus di Kompleks Bank Indonesia, Senin, 29 Mei 2017.

Baca: BI: Ekonomi Indonesia Siap Terapkan Redenominasi

Agus mengusulkan agar rancangan undang-undang tersebut dimasukkan dalam Program Legislasi Nasional 2017. "Tapi belum terpilih karena prioritas saat itu lebih ke UU terkait penerimaan negara. Kalau sekarang sampai akhir tahun ada kemungkinan untuk memasukkan rancangan UU itu, kami pasti ingin masukkan," kata Agus.

PUTRI ADITYOWATI | ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

12 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

14 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya