Pasar Kapas Global Diprediksi Banjir Produksi

Reporter

Selasa, 30 Mei 2017 04:30 WIB

Ilustrasi kapas. REUTERS/Amit Dave

TEMPO.CO, Jakarta - Pasar kapas global diperkirakan akan mengalami banjir produksi lantaran para petani di berbagai belahan dunia saat ini berusaha meningkatkan produksinya. Di sisi lain, China tetap pada prinsipnya untuk memacu produksinya di tingkat tertinggi.

Keputusan para petani dalam memacu produksinya disebakan oleh tingginya harga kapas di pasar global saat ini. Departemen Pertanian AS mencatat, harga kapas meningkat 12 persen pada tahun lalu.

Adapun, otoritas di Paman Sam itu juga memperkirakan, produksi kapas global akan naik 6,9 persen pada musim panen yang dimulai pada 1 Agustus 2017. China dalam hal ini diperkirakan akan mencatat rekor produksi tertinggi sepanjang sejarah.

Sementara itu, AS yang menjadi eksportir kapas terbesar dunia diproyeksikan akan mengalami anen terbesar selama satu dekade terakhir. Kenaikan panen diperkirakan juga akan terjadi di Australia dan India.

Lihat: Jokowi Perintahkan Pembatasan Ekspor-Impor Ditinjau Lagi

“Sisi penawaran diharapkan akan tetap kuat. Namun jika kita lihat adanya proyeksi eknaikan produksi kapas, maka potensi kerugian akibat banjir produksi global akan membuat kerugian tersendiri,” kata Lara Magnusen, manajer porotofolio Altegris Advisores LLC di California, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin, 29 Mei 2017.

Dia melihat, penurunan peringkat utang China oleh Moody's ditakutkan akan memengaruhi sisi permintaan global. Alhasil, produksi berlebih di pasar tidak akan terserap secara maksimal oleh konsumen.

Menurut data Commodity Futures Trading Commission, para manajer keuangan global saat ini juga telah menurunkan taruhannya pada kenaikkan harga rata-rata kapas dunia sebesar 8,7 persen menjadi 95.904 untuk kontrak yang berakhir pada 23 Mei. Capaian itu menjadi yang terendah selama satu bulan terakhir.

Sementara itu, kontrak berjangka kapas turun 7,7 persen pada bulan Mei, menjadi 72.79 sen per pon pada Jumat, 26 Mei 2017, di ICE Futures A.S. di New York. Level tersebut merupakan penurunan secara bulanan untuk pertama kalinya sejak Desember 2016.

Cuaca yang bersahabat di AS telah membantu proses persemaian kapas sepanjang musim semi tahun ini, terutama di Texas. Hingga 21 Mei, para petani Amerika telah melakukan aktivitas tanam hingga 52 persen dari target penanaman tahun ini. Aktivitas itu naik dari 45 persen periode yang sama tahun lalu.

BISNIS.COM

Berita terkait

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

4 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

6 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

7 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

53 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

28 Februari 2024

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

1 Februari 2024

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

Ganjar Pranowo berjanji akan menjadikan Sulut sebagai pintu keluar masuk ekspor-impor dari wilayah utara Indonesia.

Baca Selengkapnya