Sistem Keuangan Stabil, BI Ingatkan Rasio Kredit Bermasalah  

Reporter

Rabu, 24 Mei 2017 13:29 WIB

Ilustrasi Rupiah Dollar. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan sistem keuangan hingga triwulan pertama 2017 masih dalam kondisi stabil. Hal tersebut didukung oleh kuatnya tingkat permodalan dan likuiditas industri perbankan serta terjaganya kondisi pasar keuangan domestik.

Baca: Setelah Rating S&P, Analis Yakin Laju IHSG Lebih Tinggi

"Kondisi industri perbankan hingga triwulan pertama 2017 relatif membaik tercermin dari peningkatan likuiditas dan permodalan perbankan," ucap Agus di kompleks BI, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Mei 2017.

Baca: Kredit Macet Tinggi, BI: Pencadangan Bank Mencukupi

Tren capital adequacy ratio (CAR), menurut Agus, masih meningkat hingga 22,67 persen pada triwulan I 2017. "Tingginya permodalan tersebut merepresentasikan ketahanan industri perbankan dalam menyerap dengan baik potensi risiko yang timbul, khususnya risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas."

Agus berujar, pertumbuhan kredit yang masih melambat dalam beberapa tahun terakhir mulai meningkat pada triwulan I 2017. Selain itu, pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan tumbuh positif. "Yang disebabkan oleh masuknya dana tebusan dan repatriasi amnesti pajak serta ekspansi rekening pemerintah," tuturnya.

Namun Agus mengingatkan bahwa rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) masih berada dalam tren meningkat sehingga memberikan tekanan kepada risiko kredit. "Risiko kredit berpotensi meningkat sejalan dengan berakhirnya ketentuan restrukturisasi kredit perbankan dalam beberapa bulan mendatang," ucapnya.

Sejalan dengan membaiknya kondisi perbankan konvensional, Agus mengatakan kinerja perbankan syariah juga membaik. Industri keuangan nonbank pun masih menunjukkan kinerja yang positif, khususnya perusahaan pembiayaan. "Industri asuransi juga membaik meskipun profitabilitas sedikit menurun," ujarnya.

Untuk pasar keuangan, menurut Agus, tetap terjaga meskipun masih terdapat ketidakpastian pasar keuangan global. Sentimen negatif di pasar keuangan global pada akhir 2016 menimbulkan tekanan namun terbatas. "IHSG (indeks harga saham gabungan) masih meningkat dan aliran dana masuk masih baik. Pasar reksa dana pun tumbuh positif," tuturnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

8 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

10 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

16 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya