Soal Taksi Online di Bandara, AP II Tak Ingin Dikotomi Layanan

Reporter

Editor

Setiawan

Sabtu, 20 Mei 2017 18:53 WIB

Ilustrasi Taksi Online. Dok.TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ikut memberi perhatian terhadap beroperasinya taksi berbasis platform online seperti Go-Car, Grab Car dan Uber yang selama ini belum beroperasi secara legal.

Baca:

Karena tak resmi, mengakibatkan banyak pengemudi taksi online yang sering mengeluh kepada penumpang karena mengaku mendapatkan hukuman dari pengelola bandara karena ketahuan mengangkut penumpang di area bandara.

Menteri Budi berharap, polemik tersebut dapat segera diakomodir oleh pengelola bandara, khususnya di Bandara Soekarno Hatta, yakni PT Angkasa Pura II agar semua alat transportasi massa dapat digunakan pengunjung bandara, mengingat taksi online kini telah menjadi angkutan umum yang resmi.

"Saya sudah menugaskan pak Awal (Muhammad Awaluddin, Direktur Utama PT Angkasa Pura II) untuk buat nanti ada taksi biasa dan online pakai satu aplikasi yang bisa cover semuanya. Ini suatu standar baru supaya kita nggak melihat lagi taksi antre nggak karuan dan lebih efisien, dan mereka akan terpanggil dengan sistem digital," ucap Budi di Kantor Angkasa Pura II, Cengkareng, Tangerang, Sabtu, 20 Mei 2017.

Sebelumnya AP II pada hari ini telah membuat aplikasi digital online "Indonesia Airports" yang mengakomodir fasilitas yang diperuntukkan oleh pengguna bandara. Salah satu fitur dalam platform tersebut adalah "My Transport" yang memungkinkan pelanggan untuk memperoleh taksi. Sayangnya, platform tersebut belum mengakomodir untuk layanan taksi online.

Menurut Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin, untuk dapat mengakomodir baik konvensional maupun taksi online, pihaknya ingin membuat standarisasi terlebih dahulu, yang diawali dengan launching infrastruktur dengan sistem layanan digital.

"Kami tidak ingin mendikotomi antara layanan. Tadi kan pak Budi bicara, harusnya layanan taksi itu single system, jangan ada taksi yang berstiker, ada taksi yang konvensional, ada yang online, lha wong yang dibutuhkan penumpang taksi kok," kata Awaluddin.

Awaluddin menambahkan, seharusnya ada regulasi yang mengatur hak tersebut. Jika ditanya sikap AP II, idealnya dua jenis kendaraan umum tersebut harus berada dalam platform layanan yang sama, yakni digital.

"Kalau taksi yang sudah online kan susah untuk dikonvensionalkan lah wong dia sudah pakai sistem online. Kami minta taksi konvensional ini basisnya online dulu, diubah dulu sehingga itu equal. Nah, layanan itu yang kami tunggu, seperti Blue Bird, dan yang lain kan sekarang sedang menyiapkan itu," kata dia.

Awaluddin mengapresiasi beberapa perusahaan taksi yang telah mendigitalkan dirinya dengan bergabung dengan taksi online seperti Blue Bird yang bekerjasama dengan Go-Car dan Express yang bekerjasama dengan Uber.

"Nah, itu kan dalam upaya mendigitalkan dirinya. Itu maksud saya, jadi dia equal, bisa gabung bandara. Apalagi Pak Menhub tadi mengatakan, bagaimana single system itu. Apakah juga nanti akan berpengaruh stiker atau tidak? itu regulator. Tugas kami kan menyediakan bagi passengers dan visitors," tutur Awaluddin.

Baca:

Awaluddin menambahkan,mengenai tarif pihaknya tidak akan turut ikut campur di dalam platform yang AP II sediakan, karena tarif di antara keduanya telah diatur masing-masing. "Itu ada pihak yang mengatur. Kalau tarif itu kan bukan kami yang memberi penetapan tarif. Kami patuh terhadap tarif."

DESTRIANITA

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

14 jam lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

15 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

22 jam lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

22 jam lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

2 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

4 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

6 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Bandara Panua Pohuwato yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

11 hari lalu

7 Fakta Bandara Panua Pohuwato yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato pada hari ini, Senin, 22 April 2024. Berikut 7 fakta Bandara Panua Pohuwato, Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

11 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

MRT Bundaran HI - Kota Capai 33 Persen, Menhub Apresiasi Kerjasama Indonesia - Jepang

14 hari lalu

MRT Bundaran HI - Kota Capai 33 Persen, Menhub Apresiasi Kerjasama Indonesia - Jepang

Proyek MRT senilai Rp 4,2 triliun itu sudah mencapai 33 persen hingga Maret 2024. Sebagian besar pendanaan proyek berasal dari pinjaman Jepang.

Baca Selengkapnya