Defisit Pasar Global, Harga Timah Menguat ke US$20.000

Reporter

Kamis, 18 Mei 2017 23:03 WIB

Gulungan plat timah. ANTARA/HO

TEMPO.CO, Jakarta - Harga timah kembali menguat ke atas level psikologis US$ 20.000 per ton akibat laporan defisit pasar global sebesar 1.500 ton pada kuartal I/2017.


Pada penutupan perdagangan Rabu, 17 Mei 2017, di London Metal Exchange (LME), harga timah naik 2,28 persen atau 455 poin menjadi US$ 20.380 per ton. Angka ini menunjukkan harga terkoreksi 3,53 persen sepanjang tahun berjalan.


Tahun lalu harga timah meningkat 45,14 persen, tertinggi di antara logam lainnya. Pada 30 Desember 2016 harga mencapai US$ 21.125 per ton.


Analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto mengatakan harga timah mendapat sentimen positif dari sisi fundamental. Laporan World Bureau of Metal Statistic (WBMS) menyebutkan defisit persediaan timah global pada kuartal I/2017 mencapai 1.500 ton.


"Laporan WBMS menguatkan harga timah dari sisi fundamental," paparnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis, 18 Mei 2017.


Advertising
Advertising

Menurut WBMS pada tiga bulan pertama 2017 ada kenaikan permintaan dari China sebagi produsen, pengolah, dan pengonsumsi timah terbesar di dunia sejumlah 2,3 persen year on year (yoy). Pada 2016, Negeri Panda menghasilkan 153.100 ton dari total global sebanyak 351.900 ton.


Berdasarkan data Bank Dunia, dua negara produsen timah terbesar pada 2016 setelah China ialah Indonesia sejumlah 60.000 ton, dan Myanmar 47.400 ton. Produksi Indonesia turun dari tahun sebelumnya sebesar 68.400 ton, sedangkan Myanmar naik dari pencapaian 2015 sebanyak 28.600 ton.


Andri mengatakan, laporan WBMS juga menyebutkan ekspor Indonesia pada April 2017 hanya naik tipis menjadi 6.378 ton. Sementara produksi Myanmar dan Peru tercatat menurun pada Maret 2017.


Potensi defisit masih cukup terbuka dalam jangka panjang terutama dari Indonesia dan Myanmar. Pasar juga menyorot kebijakan pemerintah China yang membatasi aktivitas smelter karena terkait isu lingkungan.


Sebelumnya pada Februari 2017 harga timah sempat terjerembab ke area US$ 18.000 per ton karena memasuki periode keseimbangan baru. Pasalnya, pada 2016 harga sempat mengalami kenaikan sebesar 70 persen.


Sentimen negatif lain yang menghantui pasar ialah kekhawatiran pasar akibat adanya isu pemerintah China menghapus pajak ekspor senilai 10 persen. Hal ini mencemaskan akan banjirnya suplai.


Pemerintah setempat memang belum mengumumkan secara resmi perihal keputusan penghapusan pajak. Namun, kebijakan yang berlaku sejak 2008 itu tidak ada dalam tabel tarif pajak ekspor komoditas 2017 yang diterbitkan.


Selain itu, belum adanya kejelasan program kebijakan Presiden AS Donald Trump tentang penggenjotan belanja infrastruktur turut memberikan sentimen negatif. Padahal Trump berencana menggelontorkan dana hingga US$ 1 triliun.


"Jika rancangan kebijakan infrastruktur lolos di kongres AS harga logam bisa melejit," ujarnya.


Menurutnya dalam jangka panjang tren harga timah akan bergantung dari sisi suplai dan permintaan. Pada 2017, harga diprediksi bergerak dalam rentang US$ 18.000-US$ 23.000 per ton.


Adapun dari sisi konsumsi sebenarnya cukup tertopang dari kebutuhan bahan semi konduktor untuk industri elektronik, khususnya smartphone.


BISNIS.COM

Berita terkait

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

1 hari lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Janji Bakal Ungkap Tuntas Korupsi Timah yang Rugikan Negara dan Lingkungan Rp 271 Triliun

1 hari lalu

Kejaksaan Agung Janji Bakal Ungkap Tuntas Korupsi Timah yang Rugikan Negara dan Lingkungan Rp 271 Triliun

Kejaksaan Agung berjanji akan mengungkap kasus korupsi tata niaga timah di PT Timah Tbk yang merugikan negara dan lingkungan Rp 271 triliun.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

3 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

3 hari lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

EKSKLUSIF: Cerita Robert Bonosusatya soal Dugaan Korupsi Timah di Bangka Belitung

5 hari lalu

EKSKLUSIF: Cerita Robert Bonosusatya soal Dugaan Korupsi Timah di Bangka Belitung

Pengusaha Robert Bonosusatya telah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi timah yang menyeret kawan-kawannya. Begini cerita Robert.

Baca Selengkapnya

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

8 hari lalu

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

Berikut sederet mobil Harvey Moeis yang telah disita Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

8 hari lalu

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

Usai Harvey Moeis, Kejagung kembali menetapkan lima tersangka kasus tindak pidana korupsi PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Dirut PT RBT Anggap Pengoperasian Kembali Smelter yang Disita Kejagung dalam Kasus Korupsi Timah Sudah Tepat

11 hari lalu

Kuasa Hukum Dirut PT RBT Anggap Pengoperasian Kembali Smelter yang Disita Kejagung dalam Kasus Korupsi Timah Sudah Tepat

Kuasa hukum Direktur PT Refined Bangka Tin memberi penjelasan soal smelter timah PT RBT yang disita oleh Kejagung.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

12 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Setelah Disita, Kejagung Izinkan Smelter Timah Harvey Moeis dan 4 Smelter Lain Kembali Beroperasi

12 hari lalu

Setelah Disita, Kejagung Izinkan Smelter Timah Harvey Moeis dan 4 Smelter Lain Kembali Beroperasi

Kejaksaan Agung mengizinkan lima smelter timah, termasuk mlik Harvey Moeis PT RBT untuk kembali beroperasi setelah disita penyidik.

Baca Selengkapnya