OJK: Aset Keuangan Bank Syariah Tembus Rp 897,1 Triliun  

Reporter

Selasa, 16 Mei 2017 16:39 WIB

Muliaman Darmansyah Hadad. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Semarang – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan aset keuangan bank syariah di Indonesia mencapai Rp 897,1 triliun. Nilai aset itu tidak termasuk saham dengan proporsi industri perbankan syariah mencapai sebesar Rp 355,9 triliun.

“Itu data OJK per 28 Februari 2017. Sedangkan IKNB (industri keuangan nonbank ) syariah sebesar Rp 90,08 triliun dan pasar modal syariah mencapai Rp 451,2 triliun,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, di Semarang, Muliaman D. Hadad, Selasa, 16 Mei 2017.

Muliaman menyebutkan, dengan jumlah itu, jika dibandingkan dengan total industri keuangan, industri keuangan syariah sudah mencapai market share sebesar 5,18 persen.

Baca: OJK: Rasio Aset Bank Syariah dengan Bank Induk Masih Rendah

OJK secara intensif mengenalkan produk dan jasa keuangan syariah melalui berbagai kegiatan sosialisasi agar masyarakat semakin paham dan mau menggunakan produk dan jasa keuangan tersebut.

“OJK sangat mendukung pengembangan keuangan syariah, dan salah satunya diwujudkan dalam rangkaian kegiatan Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS),” Muliaman menambahkan.

Menurut Muliaman, OJK bersama industri keuangan syariah telah merencanakan berbagai program sosialisasi dan komunikasi keuangan syariah yang akan dilaksanakan di berbagai kota di Indonesia, termasuk di Semarang.

Simak: Aset BNI Syariah Tumbuh Menjadi Rp 29,86 Triliun

Muliaman meyakini laju pertumbuhan industri keuangan syariah mampu berkembang secara berkelanjutan, karena peran industri keuangan syariah semakin penting bagi perekonomian nasional dalam memenuhi permintaan masyarakat. “Itu berlaku terhadap produk-produk dan layanan industri keuangan syariah ataupun untuk memenuhi kebutuhan pembangunan nasional,” tuturnya.

Muliaman yakin hubungan timbal balik antara pengembangan industri keuangan syariah dan kesejahteraan masyarakat semakin baik. Hal ini sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi serta kebutuhan terhadap produk dan layanan industri keuangan syariah yang akan semakin meningkat.

Deputi Bidang Akses dan Permodalan Badan Ekonomi Kreatif Fadjar Hutomo mengaku telah menggandeng perbankan berbasis syariah untuk terlibat membantu permodalan pelaku industri kreatif. Keterlibatan perbankan syariah itu dinilai penting di tengah kemajuan industri kreatif yang mampu menyumbang hingga Rp 800 triliun bagi produk domestik bruto (PDB). “Nilai itu hampir 10 persen dari PDB nasional,” katanya.

Menurut dia, sejumlah pelaku perbankan kadang belum memahami potensi industri kreatif yang banyak dilakukan oleh kaum muda. “Karena industri kreatif lebih mengandalkan kekayaan intelektual dengan karya kreatif,” ucapnya. Sedangkan perbankan lebih melihat potensi industri bisnis dari ukuran fisik, seperti aset nilai jaminan dalam bentuk sertifikat tanah dan aset lain.

EDI FAISOL



Berita terkait

Muliaman Hadad Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat UNS, Segera Agendakan Pemilihan Rektor

44 hari lalu

Muliaman Hadad Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat UNS, Segera Agendakan Pemilihan Rektor

Muliaman Darmansyah Hadad terpilih sebagai Ketua MWA UNS melalui rapat koordinasi pembentukan struktur organisasi MWA UNS

Baca Selengkapnya

BSI Masuk Jajaran Top 10 Global Islamic Bank

51 hari lalu

BSI Masuk Jajaran Top 10 Global Islamic Bank

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI, masuk ke jajaran Top 10 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar dengan harga saham emiten bersandi BRIS yang melesat sehingga mendorong market capitalization atau market cap perseroan menembus Rp131,47 triliun.

Baca Selengkapnya

OJK Terbitkan POJK Perbankan Syariah, Tata Kelola Syariah jadi Kewajiban

6 Maret 2024

OJK Terbitkan POJK Perbankan Syariah, Tata Kelola Syariah jadi Kewajiban

OJK menerbitkan POJK Nomor 2 Tahun 2024 tentang Penerapan Tata Kelola Syariah Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Baca Selengkapnya

Dukung Keuangan Syariah, OJK Dorong Spin Off Unit Usaha Syariah dan BPRS Melantai di Bursa

26 Februari 2024

Dukung Keuangan Syariah, OJK Dorong Spin Off Unit Usaha Syariah dan BPRS Melantai di Bursa

OJK ingin memperkuat keuangan syariah dengan mendorong BPRS melantai di Bursa dan spin off unit usaha syariah perbankan.

Baca Selengkapnya

Selain BTN-Mualamat, OJK Sebut Ada 3-4 Bank Syariah Lain yang Bakal Merger

21 Februari 2024

Selain BTN-Mualamat, OJK Sebut Ada 3-4 Bank Syariah Lain yang Bakal Merger

Beberapa bank syariah yang berencana merger masih dalam tahap pembicaraan pendahuluan.

Baca Selengkapnya

Kebijakan OJK dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

21 Februari 2024

Kebijakan OJK dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

Berikut sejumlah kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan..

Baca Selengkapnya

OJK Beri Lampu Hijau Merger BTN Syariah dengan Muamalat, Aset Tembus Rp 100 T

21 Februari 2024

OJK Beri Lampu Hijau Merger BTN Syariah dengan Muamalat, Aset Tembus Rp 100 T

OJK mengatakan merger bank syariah penting untuk mengembangkan industri keuangan syariah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

OJK Tetapkan Bembi Juniar sebagai Direktur Utama Hijra Bank

7 Februari 2024

OJK Tetapkan Bembi Juniar sebagai Direktur Utama Hijra Bank

Penunjukan Bembi sebagai Direktur Utama Hijra Bank oleh OJK diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan bisnis bank syariah tersebut.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Nama di BI Checking atau SLIK OJK Terbaru secara Online

30 Januari 2024

Cara Cek Nama di BI Checking atau SLIK OJK Terbaru secara Online

Cara cek nama di BI Checking atau SLIK OJK hanya membutuhkan waktu paling lambat 1 hari kerja. Berikut ini langkah-langkah dan syaratnya.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Jalin Kerjasama dengan Duha Syariah

29 Januari 2024

Pegadaian Jalin Kerjasama dengan Duha Syariah

PT Pegadaian (Persero) menjalin kerjasama dengan penyedia layanan pembiayaan dan pendanaan berbasis syariah, Duha Syariah.

Baca Selengkapnya