Seorang pekerja mempersiapkan sebuah cumi-cumi raksasa di pabrik Charmson Foods Corp. Beberapa makanan Korea dimasak dengan bahan-bahan dari hasil laut, seperti ikan, cumi-cumi dan gurita. Busan, Korsel, 15 Juni 2015. SeongJoon cho/Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - PT Perikanan Nusantara (Perinus) telah mengirim ekspor perdana sebanyak 30 ton komoditas gurita dalam bentuk olahan bahan baku beku. Pengiriman ini melalui Pelabuhan Makassar menuju ke Pelabuhan Prefektur Ibaraki, Jepang.
"Kami berharap PT Perinus dapat memanfaatkan alat pengolahan gurita bantuan JICA untuk peningkatan kualitas dan nilai tambah produk gurita yang ada di Sulawesi Selatan khususnya, serta Indonesia pada umumnya," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad 14 Mei 2017.
Di tahun 2017 ini, PT Perinus juga menargetkan akan mengekspor hingga sebesar 1.000 ton gurita beku ke Jepang.
Peluncuran ekspor perdana olahan gurita beku pada Kamis 11 Mei 2017, itu juga dihadiri Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Zulficar Mochtar, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Direktur Utama PT Perinus Makassar Dendi Anggi Gumilang bersama pelaku usaha dan asosiasi nelayan/pembudidaya di Makassar.
Ekspor ini merupakan tindak lanjut kerjasama Indonesia dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). PT Perinus adalah salah satu BUMN yang ditunjuk KKP melalui Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan untuk mengelola instalasi pengolahan gurita beku hibah dari JICA.
Ekspor perdana dikirimkan ke Ajirushi Company di Jepang, perusahaan swasta yang ditunjuk JICA dalam kerjasama pengolahan gurita dengan KKP.
Nilanto mengungkapkan Ditjen PDSPKP akan terus bekerja sama dan melakukan pembinaan terhadap PT Perinus dalam pelaksanaan ekspor olahan gurita beku ini.
Selain itu, ujar dia pihaknya juga akan melakukan pembinaan kepada nelayan agar dapat menghasilkan tangkapan gurita yang banyak, dengan tetap menjaga keberlanjutannya. "Hal ini tentu sangat penting untuk menjaga mutu gurita sebagai salah satu komoditas ekspor, yang kita harapkan bisa menjadi satu andalan ekspor Indonesia ke depannya," ujar Nilanto.