Indonesia Timur Disiapkan Produksi Nikel 4 Juta Ton pada 2020  

Reporter

Jumat, 12 Mei 2017 07:30 WIB

Truk mengangkut nikel mentah dari pertambangan di Sorowako, Sulawesi (8/1). Akibat kebijakan larangan ekspor ini membuat resiko investasi di sektor peleburan dan pengilangan nikel yang mahal menjadi semakin tinggi. REUTERS/Yusuf Ahmad

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian menargetkan produksi nikel sebesar 4 juta ton pada 2020. Angka itu setara dengan 10 persen kebutuhan dunia, yang mencapai 40 juta ton per tahun. Nikel itu antara lain tersebar di Indonesia timur, seperti Konawe, Kolaka, Pulau Obi, Halmahera, dan Morowali.

“Kami optimistis bisa tercapai karena Indonesia memiliki 32 titik proyek pemurnian dan pengolahan nikel yang tersebar di beberapa kawasan industri,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronik Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, melalui surat elektronik, Kamis, 11 Mei 2017.

Baca: Pesisir di Sulawesi Tenggara Tercemar Nikel, Menteri Susi Geram

Kawasan industri yang dimaksud Putu antara lain di Konawe, Kolaka, Pulau Obi, Halmahera, dan Morowali. Saat ini, kata dia, pemasok terbanyak nikel adalah Cina. Namun Cina juga mengimpor ore ataupun bahan setengah jadi dari negara lain, termasuk Indonesia.

Untuk tujuan tersebut, Putu mengatakan kawasan Indonesia timur bakal menjadi pusat pengembangan industri berbasis smelter, khususnya pengolahan bijih nikel dan baja tahan karat (stainless steel). "Salah satunya di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah."

Baca: Antam Bangun Tambang Nikel di Halmahera

Kawasan Industri Morowali memiliki lahan seluas 2.000 hektare yang ditargetkan akan menarik investasi US$ 6 miliar atau sekitar Rp 78 triliun. Kawasan ini juga diproyeksikan menyerap tenaga kerja 20 ribu orang dan tidak langsung sekitar 80 ribu orang. Ada pula Kawasan Industri Bantaeng seluas 3.000 hektare yang akan menarik investasi US$ 5 miliar atau sekitar Rp 55 triliun. Adapun Kawasan Industri Konawe menarik investasi Rp 28 triliun.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, Kementerian Perindustrian telah menyiapkan 1.200 orang sejak 2015-2017. Putu mengatakan tenaga kerja tersebut merupakan lulusan Politeknik Industri Logam Morowali, Akademi Komunitas Industri Logam Bantaeng, dan Politeknik Akademi Teknik Industri Makassar. “Ini merupakan salah satu wujud pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi yang match dengan industri,” ujarnya.

Menurut Putu, pemerintah bekerja sama dengan industri membentuk lembaga pendidikan vokasi demi menciptakan tenaga kerja industri tingkat ahli muda (D-2) dan ahli madya (D-3) di bidang industri logam untuk kawasan Indonesia timur. Apalagi, kata dia, saat ini ada sekitar 13 ribu tenaga kerja di Kawasan Industri Morowali dan 2.000 di antaranya berasal dari Cina. Jumlah itu belum mencakup pekerja tidak tetap atau bekerja sementara, kemudian pulang ke negaranya.

Kepala Eksekutif Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan kawasan industrinya siap menampung tenaga kerja lokal. Dia berharap proyek penguatan sumber daya manusia yang digalakkan pemerintah berjalan lancar. “Jika sumber daya lokal sudah siap bekerja sesuai dengan kebutuhan industri, kami akan mengoptimalkan penggunaan pekerja lokal,” katanya.

FERY F


Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

1 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

3 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

6 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

8 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

9 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

11 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

27 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

28 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

28 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya