Akselerasi Industri Gula, Pemerintah Anggarkan Subsidi Benih

Reporter

Kamis, 11 Mei 2017 02:00 WIB

Panen tebu. ANTARA/Arief Priyono

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana menganggarkan dana subsidi penggantian bibit tebu unggul atau bongkar ratoon pada 2018 sebagai salah satu upaya akselerasi industri gula nasional.


Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Bambang mengatakan program bongkar ratoon ini rencananya akan bekerja sama dengan pabrik gula dan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI).


"Kami juga akan kerja sama dengan pemda yang di wilayah lahan tebunya sudah berkali-kali ditanami 5-6 kali dan belum melakukan bongkar ratoon akan diolah kembali dan ditanami lagi. Kami targetkan tahun depan bongkar ratoon sampai 15.000 ha,” jelasnya di sela-sela FGD Pemberdayaan Benih Unggul Tebu sebagai Upaya Akselerasi Industri Gula Nasional di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, Rabu, 10 Mei 2017.


Bongkar ratoon sendiri merupakan pembibitan ulang setelah lahan tanaman tebu sebelumnya sudah berkali-kali ditebang, tumbuh dan ditebang berulang-ulang. Pembibitan ulang ini merupakan cara mendorong peningkatan produksi dan produktivitas tebu agar menghasilkan rendemen yang tinggi.


Namun begitu, lanjutnya, biaya bongkar ratoon ini tidak sedikit sehingga cukup memberatkan petani. Dia menyebutkan, biaya benih per bagan sekitar Rp500/mata (benih) sehingga bisa menghabiskan banyak biaya bila dikalikan satu hektar lahan.


Advertising
Advertising

“Nah, nanti diari anggaran tersebut P3GI yang akan menyiapkan benihnya dan berkolaborasi dengan pabrik gula sesuai dengan varietas yang dibutuhkan stakeholder pabrik gula itu sendiri,” jelasnya.


Bambang menambahkan, pihaknya juga akan mengajak petani untuk mau melakukan regrouping lahan tebu agar mudah dilakukan mekanisasi. Selama ini pun, minat petani untuk menanam tebu masih sangat kurang lantaran rendahnya keuntungan yang diperoleh.


“Petani butuh sarana produksi seperti subsidi benih, pupuk dan kegiatan regroupigng karena selama ini lahan mereka diolah secara manual. Sekarang tinggal meyakinkan petani agar mau regrouping dan lahannya menjadi satu hamparan sehingga bongkar ratoon atapun mekanisasi bisa berjalan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur P3GI, Triantarti mengatakan selama ini penyediaan benih unggul nasional dari sisi perakitan varietas oleh P3GI belum terkonek dengan pabrik gula sehingga kebutuhan pabrik gula terkadang tidak sesuai dengan bibit yang dibuat oleh P3GI.


Selain itu, selama ini petani umumnya membeli bibit langsung dari P3GI tanpa bantuan subdidi pemerintah.


“Dulu petani langsung beli benih di P3GI lalu ditangkarkan sendiri, ada yang berhasil dan ada yang tidak. Memang perlu pengalaman dan pembinaan. Nah kalau sekarang PG sudah bersinergi dengan kami maka kamsi siap menyediakan benih untuk bongkar ratoon 15.000 ha,” ujarnya.


Dia menambahkan, untuk mencapai target swasembada gula 2019, pemerintah harus berkomitmen untuk melakukan bongkar ratoon lahan tebu, idealnya bongkar ratoon mencapai 63.000 ha per tahun, dari total lahan tebu petani rakyat mencapai 240.000 ha.


BISNIS.COM

Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

12 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

10 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

12 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

23 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

35 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

37 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

38 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya