TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, menjelang bulan puasa, selalu terjadi kenaikan permintaan kebutuhan pokok dari masyarakat. Karena itu, BI telah menginstruksikan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) untuk mengantisipasi lonjakan harga yang mungkin terjadi.
"Semua jurus dikeluarkan. Misalnya, kesiapan daerah untuk bagaimana mencukupi suplainya dan kesiapan untuk operasi pasar," ujarnya di Kompleks BI, Jakarta, Senin, 8 Mei 2017.
Baca: Puasa dan Kenaikan Tarif Listrik Dorong Inflasi Mei
Selain itu, Sugeng menuturkan BI mengimbau agar masyarakat, termasuk pemuka agama, menjaga konsumsi dengan benar. "Puasa kan menahan hawa nafsu. Makannya jangan lebih banyak dibanding saat tidak puasa. Itu kan mempengaruhi inflasi nantinya," ucapnya.
Sugeng menambahkan, BI juga akan bekerja sama dengan kepolisian agar pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tidak menimbun bahan makanan tertentu sehingga pasokan tersendat dan berdampak pada inflasi. "Kami harapkan kita lebih siap," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan laju inflasi cenderung mengalami kenaikan menjelang bulan puasa dan Lebaran. Hal itu disebabkan tingginya permintaan terhadap bahan makanan. Dia pun meminta pemerintah mengendalikan inflasi pada Mei dan Juni.
"Apalagi ada rencana kenaikan tarif listrik pada Mei. Kalau pemerintah berkomitmen membuat bahan makanan deflasi, itu akan menetralisasi. Kami berharap Mei dan Juni terkontrol karena pada Januari-Maret bahan makanan deflasi," katanya di Kantor BPS, Jakarta, Selasa, 2 Mei 2017.
Simak: BPS Perkirakan Inflasi Tinggi pada Mei dan Juni
Namun Suhariyanto optimistis target inflasi pemerintah 4 plus minus 1 persen masih bisa tercapai. Laju inflasi pada April memang mencapai 0,09 persen. Namun, menurut data BPS, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April) 2017 baru mencapai 1,28 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI
Berita terkait
Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
5 jam lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
9 jam lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
23 jam lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
1 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
1 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
2 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
3 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaEkonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
4 hari lalu
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.
Baca SelengkapnyaZulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi
4 hari lalu
Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.
Baca SelengkapnyaSehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187
5 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.
Baca Selengkapnya