ADB: Indonesia Sudah Masuk Kelompok Middle Income

Reporter

Sabtu, 6 Mei 2017 11:30 WIB

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan delegasi Asian Development Bank (ADB) di Istana Merdeka, 12 Februari 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Urusan Pengelolaan Pengetahuan dan Pembangunan Berkelanjutan, Bambang Susantono mengatakan tingkat kesejahteraan negara-negara di Asia dan Pasifik yang menjadi anggota ADB meningkat. "Kecuali Nepal dan Afganistan yang masih rendah. Semuanya sudah mentas," ujar Bambang di Yokohama, Jepang, Sabtu 6 Mei 2017.

Baca: Sri Mulyani Akan Hadiri Pertemuan ADB di Yokohama


Dengan kondisi ekonomi yang mulai membaik ini, kata Bambang, kebutuhan masyarakat tentu berbeda. Di Indonesia, misalnya, masyarakat bukan menuntut penyediaan air bersih tapi air yang bisa diminum langsung serta transportasi yang nyaman. "Ini cerminan meningkatnya kesejahteraan. Indonesia sudah masuk kategori middle income," kata mantan Wakil Menteri Perhubungan itu.

Baca: ADB Siapkan Dana 4,2 Miliar Dolar AS untuk Air Asia Pasifik

Agar menjadi negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang baik, Bambang mengatakan Indonesia harus memperbaiki infrastrukturnya. Selama pemerintahan Presiden Jokowi Widodo, Indonesia membutuhan dana sekitar Rp 4.700 triliun untuk membangun infrastruktur. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 40 persen yang bisa didanai oleh anggaran negara. "Ini yang perlu diperhatikan gimana menarik swasta untuk berinvestasi," ujarnya.

ADB menggelontorkan dana US$ 2 miliar atau sekitar Rp 26 triliun kepada Indonesia untuk membangun infrastruktur tahun ini. Hingga 2019 atau selama pemerintahan Jokowi ADB akan mengucurkan US$ 10 miliar atau sekitar Rp 133 triliun kepada Indonesia untuk membangun infrastrukturnya. "Infrastruktur yang jelek akan membuat pertumbuhan ekonomi melambat," kata Bambang.

Adapun dalam laporannya, selama periode 2013-16 ADB membiayai di antaranya pembangunan dan peningkatan jalan sepanjang 34.000 kilometer 1.400 kilometer jalan kereta, pembangkit listrik 13 gigawatt. Pada 2016, ADB menyetujui pembiayaan US$ 17,5 miliar untuk negara - negara di Asia dan Pasifik. Selain itu selama periode itu sebanyak 58 transaksi pembiayaan menggunakan mekanisme Public Private Partnership.

ERWAN HERMAWAN (YOKOHAMA)

Berita terkait

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

11 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Presiden ADB di AS, Bahas Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU Batu Bara

11 hari lalu

Sri Mulyani Temui Presiden ADB di AS, Bahas Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Dalam pertemuan itu, keduanya membahas kelanjutan kerja sama transisi energi dan uji coba pemensiunan dini pembangkit listrik tenaga batu bara.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

18 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

28 Februari 2024

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

2 Februari 2024

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services

Baca Selengkapnya

IKN Ungkap Strategi Penyelarasan Lingkungan dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di 2024

27 Desember 2023

IKN Ungkap Strategi Penyelarasan Lingkungan dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di 2024

IKN telah mengumumkan rencananya untuk merilis Rancangan Dokumen Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada awal tahun 2024.

Baca Selengkapnya

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

19 Desember 2023

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan

Baca Selengkapnya

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

19 Desember 2023

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.

Baca Selengkapnya

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

14 Desember 2023

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023

Baca Selengkapnya