Februari 2017, Sektor Pertanian Serap Banyak Tenaga Kerja

Reporter

Jumat, 5 Mei 2017 22:39 WIB

Ilustrasi petani menanam bibit padi. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk Indonesia paling banyak bekerja di sektor pertanian pada Februari 2017.

Penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 39,68 juta orang atau 31,86 persen dari jumlah penduduk bekerja yang jumlahnya 124,54 juta orang menurut Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, 5 Mei 2017.

Suhariyanto mengatajan sektor lapangan pekerjaan lain yang banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (29,11 juta orang atau 23,37 persen) dan jasa kemasyarakatan (20,95 juta orang atau 16,82 persen).

Baca juga: Pemerintah optimalkan sawah tadah hujan

Berdasarkan tren sektoral, ia menjelaskan, hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang konsisten naik maupun turun kontribusinya dalam pasar penyerapan tenaga kerja meski kontribusi tenaga kerja bergerak fluktuatif pada tiap semester.

Itu terlihat dari kontribusi sektor pertanian yang masih dominan di struktur lapangan pekerjaan, diikuti sektor perdagangan, jasa kemasyarakatan, industri, konstruksi, transportasi, keuangan, pertambangan serta listrik, gas dan air.

Walau demikian, selama periode Februari 2016 sampai Februari 2017, ada peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor jasa kemasyarakatan sebesar 0,42 persen; sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi 0,27 persen, sektor pertanian 0,12 persen dan sektor industri 0,07 persen.

Sementara penurunan tenaga kerja, selama kurun waktu itu terjadi di sektor konstruksi sebesar 0,64 persen dan sektor perdagangan sebesar 0,25 persen.

"Tiga sektor yang persentasenya cenderung stagnan atau tidak berubah dalam setahun terakhir yaitu sektor keuangan, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air," kata Suhariyanto.

Kebanyakan penduduk yang bekerja, pekerjaan utamanya buruh, karyawan atau pegawai (38,08 persen). Selain itu ada yang berusaha sendiri (17,55 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar (17,09 persen) dan pekerja keluarga (14,58 persen).

"Sementara penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap memiliki persentase paling kecil yaitu 3,57 persen," tambah Suhariyanto.

Dari 124,54 juta orang yang bekerja pada Februari 2017, sebanyak 72,67 juta orang atau 58,35 persen bekerja di sektor formal dan 51,87 juta orang atau 41,65 persen bekerja di sektor non-formal.

Penduduk bekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) tercatat paling banyak, yakni 75,21 juta orang atau 60,39 persen. Sedangkan penduduk bekerja yang berpendidikan menengah yaitu SMA sederajat mencapai 34,06 juta orang atau 27,35 persen.

Penduduk berpendidikan tinggi yang bekerja tercatat berjumlah 15,27 juta orang atau 12,26 persen, yang mencakup 3,68 juta orang berpendidikan diploma dan 11,59 juta orang berpendidikan Universitas.

"Perbaikan kualitas penduduk bekerja ditunjukkan oleh meningkatnya penduduk bekerja yang berpendidikan tinggi. Dalam setahun terakhir, jumlahnya meningkat dari 11,34 persen pada Februari 2016 menjadi 12,26 persen pada Februari 2017," jelas Suhariyanto.

Dari segi upah maupun gaji sebulan, buruh, karyawan atau pegawai memperoleh rata-rata upah maupun gaji sebulan sebesar Rp 2,7 juta. Buruh, karyawan atau pegawai yang bekerja di sektor listrik, gas dan air rata-rata memperoleh upah atau gaji tertinggi, yaitu Rp 4,43 juta.

Sementara di sektor pertanian, rata-rata upah maupun gaji bulanannya terendah, yakni Rp 1,75 juta.

BPS juga mencatat adanya kesenjangan upah sebesar Rp680 ribu antara buruh, karyawan atau pegawai laki-laki dan perempuan karena perbedaan tingkat pendidikan, keterampilan, pengalaman kerja dan jabatan dalam pekerjaan utama.

ANTARA

Berita terkait

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

6 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

25 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

28 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya