Dibanding Akhir 2016, Ekonomi Kuartal I 2017 Turun 0,34 Persen

Reporter

Jumat, 5 Mei 2017 12:03 WIB

Ketua Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto (tengah) menyampaikan rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III 2016 di Kantor Pusat BPS, Jakarta, 7 November 2016. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2017 tumbuh 5,01 persen dibanding kuartal I 2016 sebesar 4,92 persen. Namun angka itu lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan lebih rendah 0,34 persen dibandingkan dengan triwulan IV 2016 sebesar 5,02 persen dan triwulan I 2016 sebesar 4,92 persen. Mudah-mudahan kuartal berikutnya lebih tinggi lagi," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Mei 2017.

Suhariyanto mengatakan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 9,10 persen. Disusul dari sektor jasa lain 8,01 persen serta sektor transportasi dan pergudangan 7,65 persen.

Baca: Ekonomi Indonesia Triwulan I-2017 Tumbuh 5,01 Persen

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2017 terhadap kuartal I 2016 terjadi di semua komponen. Pertumbuhan tertinggi dari komponen ekspor barang dan jasa sebesar 8,04 persen, diikuti pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) 8,02 persen, serta komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,93 persen.

Baca: Tulisan Lengkap Ekonom Asing yang Sebut Data PDB Jokowi Konyol

Suhariyanto menambahkan, perekonomian Indonesia berdasarkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) pada kuartal I 2017 mencapai Rp 3.227,2 triliun, meningkat dibanding ADHB pada kuartal I 2016 sebesar Rp 2.932,4 triliun.

Selain itu, dari sisi produksi, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2017 terhadap kuartal IV 2016 yang turun 0,34 persen (q-to-q) disebabkan kontraksi pada beberapa lapangan usaha. Sedangkan dari sisi pengeluaran disebabkan kontraksi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah turun 45,54 persen dan pembentukan modal tetap bruto turun 5,42 persen.

Adapun struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan I 2017 didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 58,49 persen, diikuti Pulau Sumatera 21,95 persen, dan Pulau Kalimantan 8,33 persen.

DESTRIANITA

Berita terkait

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

3 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

3 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

5 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

5 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya