Jokowi: Negara Lain Gunakan Iptek, Indonesia Masih Urusi Cantrang

Reporter

Kamis, 4 Mei 2017 13:47 WIB

Menteri Susi Pudjiastuti (kiri) memotret dari belakang, saat Presiden Jokowi bersiap menaiki KRI Frans Kaisiepo-368, dalam pelaksanaan International Fleet Review, Komodo 2016, di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, 12 April 2016. ANTARA/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menilai beberapa pembangunan Indonesia di sektor maritim masih tertinggal dengan negara lain. Ketertinggalan itu terutama di sektor ilmu pengetahuan dan teknologi serta riset di bidang kelautan dan perikanan.

Menurut Jokowi, sudah berpuluh-puluh tahun Indonesia tidak pernah fokus di bidang tersebut. Ia berharap pembangunan di bidang sumber daya alam laut betul-betul diperhatikan. Nelayan pun harus ditingkatkan pengetahuannya dengan penerapan teknologi baru, yakni offshore aquaculture.

Baca: Menteri Susi: Kelautan dan Perikanan Andalan Utama RI

"Nelayan kita jangan terus diajak bekerja dengan pola yang lama. Sudah beberapa puluh tahun kita berurusan dengan cantrang. Enggak ada habisnya sehingga melupakan strategi besar lain yang memiliki nilai tambah lebih baik," kata Jokowi saat memberikan pemaparan dalam rakornas Kemaritiman, di Gedung Sasana Kriya, Taman Mini, Jakarta Timur, Kamis, 4 Mei 2017.

Jokowi menekankan, Indonesia merupakan negara maritim dengan area perairan sebanyak 70 persen. Namun Indonesia tak membicarakan teknologi pengelolaan laut, seperti Norwegia atau Taiwan, yang mengembangkan teknologi offshore quaculture.

"Ajari nelayan kita mengetahui barang apa ini. Nilai tambahnya bisa puluhan kali daripada yang kita lakukan sekarang ini. Sudah berpuluh-puluh tahun kita tidak berani melompat," katanya.

Baca: Meningkat, KKP Catat Jumlah Kapal Ikan Capai 4.041 Unit

Jokowi menambahkan, pengadaan teknologi offshore aquaculture juga tidak membutuhkan biaya mahal, hanya sekitar Rp 47 miliar. Menurut dia, ada manfaat yang bisa diambil dari mengganti cantrang dengan teknologi baru, yakni adanya transfer pengetahuan.

"Kalau kita belum bisa kerjakan sendiri, dikerjasamakan supaya ada transfer knowledge. Tanpa itu, kita tidak akan pernah meloncat. Kita itu terlalu monoton, linier. Padahal dunia berubah cepat sekali," kata Jokowi.

DESTRIANITA


Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

5 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

5 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

9 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

17 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

26 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

27 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

46 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

46 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

46 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

47 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya