TEMPO Interaktif, Jakarta: Utang PT Merpati Indonesia berupa biaya perawatan pesawat pada PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia sebesar US$ 30 juta. Utang Merpati kepada anak perusahaan PT Garuda Indonesia ini merupakan akumulasi sejak tahun 1998. Penyelesaiannya sedang dibahas di Kementerian BUMN, karena pemiliknya kan sama (pemerintah), kata Direktur Utama GMF Aero Asia Hadinoto Soedigno kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (7/4). Utang sejenis yang juga dialami Indonesia Airlines sebesar US$ 300 ribu. Hadinoto mengelak menjawab saat ditanya berapa total klien GMF saat ini. Masih dalam pembahasan, katanya. Pada kesempatan itu, GMF menerima sertifikasi kelaikan penerbangan dari Badan Sertifikasi Kelaikan Penerbangan Eropa (Joint Aviation Authority). Dengan adanya sertifikasi tersebut, kata Hadinoto, kini GMF lebih leluasa menembus pasar perawatan pesawat Eropa. Sebelumnya, GMF juga telah menerima sertifikasi dari Federal Aviation Authority (FAA) Amerika Serikat. Saat ini, GMF melayani perawatan pesawat lebih dari 10 maskapai penerbangan. Sekitar 30 persennya, merupakan maskapai penerbangan asing. Diakui oleh Hadinoto, belum semua maskapai penerbangan domestik menggunakan jasa GMF. Beberapa jenis pesawat memang tidak memiliki fasilitasnya, kata dia. Tahun ini, GMF memasang target meningkatkan kontribusinya ke Garuda menjadi US$ 40 juta dari US$ 30 juta pada tahun lalu. Namun, dengan terpuruknya industri penerbangan akibat perang Irak dan wabah radang paru-paru akut (SARS), target itu diturunkan kembali menjadi US$ 30 juta. Tahun lalu GMF memperoleh pendapatan sebesar US$ 150 juta. (Sapto Pradityo Tempo News Room)
Berita terkait
iPad Pro Terbaru Dirilis Bulan Depan, Gawai Perdana Apple yang Punya Chip M4
57 detik lalu
iPad Pro Terbaru Dirilis Bulan Depan, Gawai Perdana Apple yang Punya Chip M4
Sejumlah peningkatan fitur iPad Pro bocor ke publik. Salah satunya soal pemakaian chip M4 untuk menyokong AI.