Industri E-commerce Tumbuh Pesat, Peritel Tertekan

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 26 April 2017 21:30 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua dari kanan) mendengarkan penjelasan Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Rudiantara (kanan) dalam acara Indonesia E-Commerce Summit & Expo di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Banten, 27 April 2016. Acara yang diikuti sebanyak 122 brand terselanggara dari 27-29 April 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah pesatnya pertumbuhan aktivitas belanja online, jumlah perusahaan ritel yang mengajukan kebangkrutan terus bertambah.

Dalam waktu kurang dari tiga bulan, S&P Global Maket Intelligence melaporkan, 14 peritel telah mengajukan perlindungan pengadilan atas permohonan kebangkrutan. Jumlah itu meningkat dari 2016.

Lihat: OJK Hentikan Kegiatan Usaha 7 Entitas Investasi Online Bodong

S & P menyebutkan, fenomena tersebut terjadi lantaran gagalnya sejumlah perusahaan ritel yag gagal beradaptasi di tengah gencarnya bisnis e-commerce. Adapun lembaga itu menyebutkan peritel yang bergerak di sektor toko serba ada, elektronik, dan pakaian menjadi yang paling beresiko tertekan.

CEO Urban Outfitters Richards Hayne mengatakan, kondisi itu diperparah oleh banyaknya jumlah peritel yang bersaing di sektor yang sama. Dalam kasus ini dia mencontohkan peritel yang menjual pakaian.

Tingginya permintaan akan pakaian di masa lalu, membuat banyak peritel berlomba-lomba menjual produk tersebut. Hal itu terbukti pada dominasi penjual pakaian di pada ruang-ruang yang disediakan oleh mal. “Kami melihat kondisi ini masih akan terus berlanjut di masa depan dan mungkin akan melihat tren penutupan toko yang lebih cepat di berbagai kawasan,” katanya.

Peritel di AS disebutnya sebagai yang paling rentan mengalami pengajuan penutupan atau kebangkrutan. Pada tahun lalu 10 persen peritel di negara tersebut mengajukan penutupan dan melakukan peralihan ke bisnis lain yang dinilai lebih efisien.


Baca: Jokowi Ajari Bagaimana Bertarung Menggaet Investor

Sementara itu, Direktur Layanan Risiko S & P Global Market Intelligence Jim Elder menyebutkan, berdasarkan catatannya selama kuartal I/2017 dia memperkirakan tidak akan ada pemulihan yang signifikan di sektor tersebut sepanjang tahun ini.

Perusahaan seperti Sears Holdings Corp., Bon-Ton Stores Inc., and Perfumania Holdings Inc diprediksi oleh Elder menjadi yang paling rentan mengalami penutupan. Salah satu pejabat Sears bahkan menyaakan keraguannya pada bisnisnya di masa depan.

Tercatat, peritel pakaaian yang telah melakukan pengajuan perlindungan dari kebangkrutan pada 2017 a.l. The Limited, Wet Seal, BCBG Max Azria, Vanity Shop of Grand Forks dan Payless Inc. Sedangkan Payless Inc. tercatat menjadi yang paling baru mengajukan perlindungan kebangkrutan, yakni pada 4 April. Perusahaan itu berencana untuk menutup 400 toko miliknya.

BISNIS.COM

Berita terkait

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

1 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

2 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

7 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

7 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

8 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

20 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

21 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

22 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

22 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

23 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya