KKP Kembangkan Rumput Laut Lawi-lawi untuk Tembus Pasar Ekspor

Reporter

Editor

Setiawan

Selasa, 25 April 2017 15:09 WIB

Seorang anak memperlihatkan rumput laut saat dijemur di pantai Tarwa, Kepulauan Kei Kecil, Maluku Tenggara, 12 Oktober 2015. Diakibatkan banjirnya persediaan dibandingkan permintaan pasar, harga komoditas rumput laut mengalami penurunan dari harga Rp 20 ribu kini menjadi Rp 6 ribu perkilonya. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan budi daya rumput laut jenis lawi-lawi atau anggur laut untuk menembus pasar ekspor internasional dan sebagai bentuk eksplorasi sumber daya rumput laut nasional. “Ini menjadi harapan baru bagi Indonesia untuk menjadi kiblat rumput laut dunia dapat terwujud,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam keterangan tertulis, Selasa, 25 April 2017.

Slamet menuturkan KKP telah menjadikan komoditas rumput laut sebagai unggulan utama komoditas perikanan budi daya sejak dulu. Sebab, rumpul laut memiliki nilai strategis dalam menopang perekonomian nasional, dan menjadi usaha yang telah
menyentuh aspek pemberdayaan masyarakat. “Untuk menghadapi tantangan persaingan perdagangan rumput laut global, maka jaminan kualitas yang sesuai standar permintaan pasar mutlak harus dipenuhi,” katanya.

Baca: Ekspor Rumput Laut Turun 30 Persen, Ini Sebabnya

Slamet berujar KKP juga terus mendorong pemenuhan kebutuhan bibit yang berkualitas dan adaptif melalui penyediaan bibit hasil kultur jaringan yang hingga kini tersebar di sentra-sentra produksi di seluruh Indonesia. Indonesia memiliki
keunggulan komparatif yang tinggi jika dibandingkan dengan negara produsen rumput laut di dunia. “Yaitu memiliki keragaman sumber daya rumpul laut yang melimpah, ini menjadi PR bagaimana potensi dapat dioptimalkan secara mandiri.”

Baca: Industri Pengolahan Rumput Laut masih Minim Pemain

Salah satu varian rumput laut yang didorong perkembangannya adalah lawi –lawi asal Sulawesi Selatan atau latoh dari Lombok, atau disebut anggur laut, dari jenis Caulerpa sp. Rumput laut ini sebelumnya dianggap menjadi panganan biasa masyarakat, namun melalui program diversifikasi komoditas telah menjadi alternatif utama untuk menopang pendapatan masyarakat dan menjadi primadona yang dipilih petambak.

Ratte Daeng Bella, 46 tahun, salah satu pembudidaya mengatakan harga jual basah lawi-lawi berkisar antara Rp 150-250 ribu per karung. Dia pun memperoleh penghasilan hingga Rp 15 juta per bulan untuk lahan tambak yang dimiliki seluas
3.500 m2. “Rumput laut lawi-lawi telah menopang ekonomi masyarakat dan kami berharap permintaan pasar ke depan semakin luas,” ujarnya.

Data rumput laut nasional dalam kurun waktu lima terakhir hingga 2015 lalu menunjukkan tren kenaikan positif, dengan rata-rata kenaikan mencapai 22,25 persen. Tahun 2015 volume produksi rumput laut nasional tercatat mencapai kurang lebih 11,2 juta ton dengan nilai produksi mencapai Rp 13,2 triliun atau naik 9,8 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai kurang lebih 10,2 juta ton.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

11 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

12 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

25 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

28 Februari 2024

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,

Baca Selengkapnya

Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

5 Februari 2024

Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

Nilai investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai Rp 9,56 triliun. Cina menjadi investor asing terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

30 Januari 2024

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

KKP telah menunjuk pengacara (lawyer) dalam penyelesaian kasus tersebut.

Baca Selengkapnya

Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

18 Januari 2024

Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

Aturan penangkapan ikan terukur terus dimatangkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

14 Januari 2024

Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

Top 3 dunia adalah Eropa terpecah dalam serangan Houthi Yaman, AS mengungkap dugaan suap ke pejabat RI, hingga kapal tanker gunakan kru Cina.

Baca Selengkapnya