OPEC Bakal Perpanjang Masa Pemangkasan Produksi Minyak

Reporter

Rabu, 19 April 2017 23:01 WIB

Kantor OPEC di Wina, Austria. REUTERS/Leonhard Foeger

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Negara Pengeskpor Minyak (OPEC) berpeluang memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi minyak dunia pada semester II/2017.


Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan, semua produsen minyak anggota OPEC dan non-OPEC yang ikut dalam kesepakatan pemangkasan produksi minyak global telah menunjukkan komitmennya. Menurutnya tidak ada satupun negara yang melanggar kesepakatan yang ditandatangani pada Desember 2016.


“Seluruh negara telah sepakat untuk membawa harga minyak seperti lima tahun lalu. Tingkat kepatuhan negara anggota untuk menaati kesepakatan bersama sangatlah baik,” kata Barkindo, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 19 April 2017.


Dia pun mengindikasikan bahwa negara anggota OPEC maupun non-OPEC yang ikut serta dalam kesepakatan tersebut akan melanjutkan aksi pemangkasan produksi minyak dunia pada semester II/2017.


Sebelumnya, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh menyatakan mayoritas negara produsen minyak, mendukung wacana perpanjangan masa pemangkasan produksi minyak global oleh OPEC dan negara non-OPEC.


Advertising
Advertising

Menurutnya, pernyataan tersebut muncul dalam sejumlah pertemuan negara anggota Organisasi Negara Pengeskpor Minyak (OPEC). Dia pun menegaskan bahwa Iran siap untuk mendukung wacana tersebut.


“Sebagian besar negara ingin OPEC memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi minyak dunia. Jika negara lain menginginkan dan siap mengikuti aturan, Iran tentu akan ikut serta,” katanya, awal pekan ini.


Adapun, pemangkasan produksi minyak dunia ditargetkan akan selesai pada Juni. Namun demikian, beberapa sumber yang enggan disebut namanya menyatakan Arab Saudi, Kuwait, dan sejumlah negara anggota OPEC lain akan mendorong perpanjangan pemangkasan produksi tersebut.


Pembicaraan mengenai perpanjangan masa pemangkasan minyak ini dijadwalkan akan dibahas dalam pertemuan anggota OPEC pada 25 Mei mendatang.


Seperti diketahui, OPEC pada rapat 30 November 2016 telah sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) menjadi 32,5 juta bph mulai awal 2017. Selanjutnya pada 10 Desember 2016, sejumlah negara produsen minyak mentah lainnya setuju menurunkan suplai baru sejumlah 558.000 bph.


Terpisah, Chief Executive Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan, dia optimis permintaan minyak dunia akan terus tumbuh dalam jangka panjang. Hal itu tak lepas dari kebijakan pembatasan produksi di sejumlah negara produsen minyak utama pada semester I/2017 ini.


“Situasi pasar di masa depan akan lebih menarik. Pertumbuhan permintaan akan menunjukkan konsistensinya,” kata Nasser.


Dia memprediksi pada 2018 dan 2019 permintaan akan minyak dunia akan mengalami kenaikan yang stabil. Meksipun dia tak menampik, risiko penurunan permintaan tetap ada di tengah meningkatnya tren penggunaan kendaraan berbahan bakar listrik.


Aramco sendiri berniat untuk makin memperkuat pasarnya di Amerika Serikat (AS) dan Asia. Pasalnya kedua kawasan itu telah menjadi pelanggan terbesar produk Aramco. Asia sendir telah menyumbang 60 persen-70 persen dari ekspor Aramco dan diprediksi akan terus tumbuh di masa depan.


BISNIS.COM

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

9 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

10 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

10 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya