Sejumlah warga berada di atas eretan yang menyusuri lebar kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) di desa Muara Bhakti, Babelan, Bekasi (23/05). Warga memanfaatkan pengguna jasa eretan sebagai transportasi alternatif di kawasan tersebut. TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Tonny Budiono mengatakan proyek kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL) masih dibahas. "Perpres kan sudah ada yang untuk PSN (proyek strategis nasional). Nanti masih dibahas lagi," kata Tonny saat ditemui di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta Pusat, Selasa, 18 April 2017.
Dalam pembahasannya, proyek ini akan bersinggungan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Musababnya, banyak jembatan berada di jalur sungai yang menjadi bagian dari proyek CBL.
Rencananya, CBL akan mewujudkan transportasi laut yang menghubungkan sentra industri di Cikarang dengan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dalam proyek CBL, kapal akan melintasi sungai sepanjang 52 kilometer dengan lebar 30 meter yang menjadi jalur pelayaran.
Proyek ini dinilai dapat menekan biaya logistik dengan menghindari kemacetan di Jalan Tol Cikampek yang mengarah ke Tanjung Priok serta mengurangi banjir di Bekasi dan sekitarnya. Namun, untuk merealisasi jalur baru logistik laut ini, pemerintah harus memperdalam sungai dan menertibkan permukiman penduduk.
Direktur Operasi dan Sistem Informasi Pelindo II Prasetyadi menuturkan akan ada peraturan presiden soal proyek kanal CBL. Dia berharap, pada semester pertama tahun ini, perpres tersebut bisa keluar.
Prasetyadi menjelaskan, proyek ini akan melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Sekretariat Negara.
Menurut Prasetyadi, prosesnya kini berada di kementerian dan lembaga. Dia mengaku tak mengetahui secara detail mengenai pembahasan lebih lanjut soal perpres tersebut. "Masih berproses," ucapnya.