Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) menyimak arahan Presiden Joko Widodo saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, 15 Maret 2017. ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan rasio utang Indonesia saat ini terhitung tinggi. Namun persentasenya masih di bawah negara lain. "Rasio utang Indonesia memang cukup tinggi. Tapi tidak tinggi-tinggi amat dibandingkan dengan negara lain," katanya di Polikteknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan, Senin, 17 April 2017.
Sri Mulyani mengatakan rasio utang Indonesia saat ini sebesar 27 persen dari produk domestik bruto (PDB) yang mencapai Rp 12.406 triliun. Jika dibagi 250 juta penduduk Indonesia, satu orang dibebani utang sebesar USD 997 per kepala.
Dibandingkan dengan beberapa negara, utang per kepala Indonesia masih lebih rendah. Satu orang di Amerika Serikat misalnya, menanggung utang USD 62 ribu. Sementara di Jepang mencapai USD 85 ribu.
Sri Mulyani menambahkan Indonesia juga masih lebih untung karena mengalami bonus demografi. Rata-rata penduduk Indonesia berada di golongan produktif. Sementara di Jepang dengan utang yang besar, populasinya didominasi oleh masyarakat tua.
Meski begitu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah tetap berupaya menekan utang tidak melebihi 3 persen dari PDB. Salah satu upayanya adalah meningkatkan penerimaan pajak.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
2 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.