Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan), dan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I Bambang Eka Cahyana (kanan), didampingi sejumlah pejabat terkait meninjau pelaksanaan pelayanan pemanduan dan penundaan kapal di perairan pandu luar biasa Selat Malaka dan Selat Singapura di Batam, Kepaulauan Riau, 10 April 2017. Perairan Selat Malaka dan Selat Singapura sepanjang 550 mil laut merupakan salah satu kawasan terpenting jalur laut di kawasan Asia Tenggara. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan waktu kepada Port of Rotterdam untuk segera memulai pembangunan di Pelabuhan Kuala Tanjung. Jangka waktu yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan asal Belanda itu sampai Mei tahun ini. "Kalau tak ada pembangunan dan menentukan kapan mau membangun, kami kasih ke investor lain," kata Budi di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa, 11 April 2017.
Budi menambahkan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap II akan dilakukan oleh Port of Rotterdam. Namun hingga saat ini, perusahaan tersebut belum memberikan kepastian waktu pembangunan kepada pemerintah.
Sedangkan tahap I pembangunan akan bisa dioperasikan di sekitar Juli tahun ini. Budi menjelaskan investasi di tahap I mencapai Rp 2,5 triliun dan dilakukan oleh Pelindo I dan sejumlah BUMN. "Cerita dari pak Bambang (Dirut Pelindo I), pertengahan tahun, Juli, beroperasi," ujarnya.
Menurut Budi, saat ini pembangunan tahap I sudah mencapai 80-90 persen dan pembangunan tahap II masih nol persen. Padahal pembangunan tahap II akan dilakukan bersama antara Port of Rotterdam dengan Pelindo I.
Budi mengungkapkan jika pembangunan tahap I selesai, Pelabuhan Kuala Tanjung sudah bisa menjadi hub internasional meski masih terbatas. "Sudah bisa (jadi hub), meski masih terbatas ya."
Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang rencananya dijadikan hub internasional ini terdiri dari empat tahap. Tahapan pertama adalah pembangunan terminal multipurpose dan tahap kedua adalah mengembangkan lahan seluas 3 ribu hektare menjadi kawasan industri. Pembangunan tahap kedua ditargetkan selesai di 2018.
Sementara pembangunan tahap tiga ditargetkan selesai di 2019 dengan mengembangkan terminal hub internasional peti kemas. Lalu yang terakhir adalah pengembangan kawasan industri terintegrasi yang selesai di 2023. Pembangunan pelabuhan ini dikabarkan memakan biaya Rp 34 triliun.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.