Aktifitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 15 Desember 2016. BPS mencatat, nilai ekspor dan impor pada November 2016 surplus sebesar 0,84 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau 840 juta dollar AS atau setara dengan Rp 10,92 triliun. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta -- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, meninjau percobaan sandar perdana kapal besar berkapasitas 8.500 TEUs di dermaga Jakarta International Container Terminal.
Kapal ini dioperasikan perusahaan pelayanan asal Perancis, Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA - CGM). Mereka membuka layanan baru bernama Java South East Asia Express Service atau JAX Services. JAX services melayani rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast, Amerika Serikat menggunakan kapal 8.500 TEUs.
Peninjauan dilakukan karena layanan ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat. Saat inagurasi nanti, kapal berkapasitas 10 ribu TEUs dari Amerika rencananya akan bersandar di Jakarta.
Budi mengatakan kerja sama CMA - CGM dengan PT Pelabuhan Indonesia II ini membanggakan. "Kami bangga dengan kegiatan ini dan tidak mudah untuk menjaga kegiatan ini," kata Budi di dermaga JICT, Jakarta, Ahad, 9 April 2017. Dia mengatakan layanan langsung pelayaran Jakarta - Amerika akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Dalam bongkar muat perdananya, kapal besar CMA - CGM membawa 2.300 TEUs. Sebanyak 22 persen dari barang ini merupakan barang hasil transhipment dari sejumlah pelabuhan domestik di Indonesia. Aktivitas bongkar muat direncanakan selesai dalam waktu 24 jam dengan menggunakan empat unit Gantry Luffing Crane (GLC).
Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G. Masassya, berharap kedatangan kapal ini bisa jadi pemicu hadirnya kapal besar lainnya. Dengan begitu, target menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transhipment besar di kawasan Asia bisa tercapai.
Elvyn menjanjikan biaya pengiriman barang yang lebih murah dengan layanan ini. Dia mengatakan total penurunan harga bervariasi tergantung asal barang. "Tapi rata-rata per kontainer untuk Asia Timur bisa turun antara Rp 1-1,2 juta per boks," kata Elvyn.
Pemerintah juga menyiapkan insentif bersifat progresif. Menurut dia, semakin banyak barang dan semakin besar kapal, maka insentif yang diberikan semakin banyak.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.