Rupiah Diprediksi Melemah Karena Kuatnya Dolar AS

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 5 April 2017 09:29 WIB

Lembaran mata uang Rupiah edisi baru. ANTARA/Adwit B Pramono

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hari ini, Rabu, 5 April 2017, diprediksi masih rentan mengalami pelemahan karena masih kuatnya posisi dolar AS di zona hijau. Analis Senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan kuatnya dolar AS bisa menghalangi potensi kenaikan rupiah meskipun ada sentimen positif soal inflasi yang dipersepsikan terkendali.

“Sentimen positif itu memberikan peluang rupiah menguat kembali. Namun penguatan tersebut masih perlu diuji ketahanannya, terutama jika sentimen inflasi sudah lewat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 April 2017.

Baca : Kalla: Penghematan Karena Penggunaan Anggaran Tidak Hemat

Menurut Reza, laju rupiah masih berada dalam rentang pergerakan tipis sebelum menemukan momentum kenaikannya. Dia menyarankan agar pelaku pasar tetap mencermati berbagai macam sentimen yang dapat merubah arah penguatan rupiah. “Diperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp 13.336 dan resisten Rp 13.312 per dolar AS,” ungkapnya.

Pada Selasa, 4 April 2017 kemarin, kata Reza, pergerakan laju rupiah kembali melemah, meskipun laju dolar AS melemah akibat sentimen negatif rilis Indeks ISM manufacturing yang tercatat 57,2 pada Maret, di atas perkiraan pasar 57 namun, namun menurun sebesar 0,5 poin dari angka bulan sebelumnya 57,7. Namun kemarin laju rupiah juga tidak berbalik menguat dan tetap melemah.

Baca : KCIC dan HSRCC Resmi Garap Kereta Cepat Jakarta Bandung

“Berita-berita positif pun dikesampingkan oleh pelaku pasar antara lain pernyataan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo di mana belanja negara pada 2017 akan difokuskan pada belanja infrastruktur yang langsung bersentuhan dengan rakyat dan berorientasi pada hasil,” jelasnya.

Reza menambahkan sentimen positif rupiah lainnya juga soal imbas stabilnya inflasi, hingga harapan positif dari Presiden Joko Widodo terhadap kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang disampaikan melalui rapat sidang kabinet terbatas.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, pada Selasa kemarin kurs rupiah di level Rp 13.326 per dolar AS atau melemah tipis dibandingkan Senin yang sebesar Rp 13.324 per dolar AS.

ABDUL MALIK

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

44 menit lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

8 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya