TEMPO.CO, Jakarta - Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu ini, 5 April 2017, menguat antara level 5.668 dan 5.684. Namun pelaku pasar harus tetap waspada dengan potensi pelemahan.
Reza mengatakan IHSG dapat tetap di zona hijau selama volume pembelian terjaga. Potensi pelemahan akan terlihat jika penguatan mulai terbatas. "Serta saat volume pembelian berkurang karena aksi ambil untung," katanya seperti dilansir keterangan tertulis, Rabu.
Baca: Ditopang Capital Inflow, IHSG Menguat di Awal Dagan
IHSG kemarin ditutup naik 0,8 persen ke level 5.651,82. Selama perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi sepanjang perdagangan yaitu di posisi 5.654.
Reza mengatakan penguatan tersebut banyak dipengaruhi sentimen dari dalam negeri. IHSG mampu menguat meski ada sentimen negatif dari melemahnya sejumlah indeks saham global dan penurunan nilai tukar Rupiah.
Simak: Indeks Saham Ditutup Tembus Level 5.600
Beberapa sentimen dalam negeri itu adalah imbas sentimen rilis inflasi yang belum habis dan terjaganya pasokan pangan. Sentimen lainnya adalah hasil positif dari sidang rapat terbatas kabinet di Istana Kepresidenan.
Presiden Joko Widodo ingin target ekonomi mencapai 5,6 persen pada 2018. Presiden menginstruksikan para menteri menggenjot ekspor dan investasi untuk mendukung pertumbuhan.
VINDRY FLORENTIN
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
8 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
13 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
45 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya