Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyaksikan pengiriman perdana komoditas pangan strategis, di Toko Tani Indonesia Center, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin, 6 Februari 2017. Tempo/Destrianita
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian menyatakan telah melakukan penghematan anggaran setiap tahunnya. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pada 2015 berhasil menghemat Rp 4,1 triliun dan di 2016 sebesar Rp 3,9 triliun.
"Di 2017 akan hemat Rp 3,7 triliun," kata dia di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 4 April 2017.
Untuk tahun anggaran 2018, menurut Menteri Amran, perlu melihat lagi pos anggaran mana saja yang bakal mengalami pemangkasan. Sebagai gambaran, pos anggaran perjalanan dinas yang dianggap tidak produktif bisa dihemat hingga Rp 800 miliar.
Di sidang paripurna kabinet yang membahas tentang pagu indikatif rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2018, Presiden Joko Widodo meminta agar program rutinitas tahunan dievaluasi lagi. Presiden ingin pemangkasan anggaran di pos yang tidak perlu, seperti belanja barang, agar dialihkan menjadi belanja modal. "Saya kira banyak sekali biaya yang bisa dihemat," ucap Jokowi.
Untuk Kementerian Pertanian, Amran mengatakan ada kategori belanja barang yang dianggap perlu direalisasikan, yaitu pembangunan irigasi. Ia menjelaskan bila pada kementerian lain belanja infrastruktur masuk dalam kategori belanja modal, di Kementan justru pembangunan irigasi masuk dalam belanja barang. "Karena lahannya (punya) petani," kata Amran.
Sedangkan yang termasuk belanja modal, seperti perbaikan gedung dan pembelian mobil, Amran mengatakan akan ditahan. Oleh karena itu, Amran sudah berkoordinasi langsung kepada Presiden Jokowi dan Kementerian Keuangan untuk membahas perbedaan kategori belanja barang dan modal di Kementerian Pertanian. "Intinya bagaimana anggaran ini produktif," ucap Amran.