TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Andi Eka Sakya, mengatakan pihaknya membangun sistem bernama Midas.
Sistem ini berguna untuk mengintegrasikan semua informasi kelautan di dalam portal BMKG. "Kami bangun sistem disebut Midas, singkatan Maritimes Integrated Data System," kata Andi saat ditemui di kantor BMKG, Jakarta Pusat, Jumat 31 Maret 2017.
Menurut Andi, dalam sistem Midas semua informasi kelautan akan ada di sana dan bukan sebatas informasi dari BMKG. Di dalam sistem itu juga akan dimuat informasi kelautan dari berbagai sumber, seperti dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Baca : Jokowi Setuju Tarif Batas Bawah Transportasi Online dengan Syarat
Andi menuturkan setiap lembaga dan kementerian tak bisa melakukan dengan sempurna pemantauan sektor kelautan, karena itu diperlukan data-data dari pihak lain agar komprehensif. "Semua ada di portal BMKG, tapi ownershipnya (data) tetap mereka."
BMKG tahun ini juga bekerja sama dengan 11 negara, untuk melakukan pengukuran parameter-parameter cuaca di Samudera Hindia dan Sumatera bagian barat. Lalu ada juga kerja sama dengan Amerika Serikat dalam memelihara buih-buih di luar Samudera Hindia. "Kami sebut Indonesia Prima."
BMKG hari ini meluncurkan layanan bernama Ocean Forecast System. Peluncurannya dilakukan di kantor BMKG dan dihadiri oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Sejak 2016, BMKG mulai mengembangkan produk informasi maritim Ocean Forecast System (OFS) sebagai wujud dalam upaya menjawab kebutuhan masyarakat. Layanan informasi produk OFS ini merupakan bagian dari Meteorology Early Warning System (MEWS) dan menjadi satu kesatuan produk informasi prakiraan cuaca BMKG.
Baca : Pemerintah Masih Hitung Kerusakan Terumbu Karang Raja Ampat
Tidak hanya informasi prakiraan gelombang, melalui OFS masyarakat dapat memperoleh informasi arus. suhu, salinitas per lapisan kedalaman dan informasi trajectory yang dapat dimanfaatkan untuk monitoring tumpahan minyak di laut serta mendukung operasional SAR.
OFS merupakan salah satu inovasi sistem prakiraan maritim BMKG yang tersedia selama 24 jam dan memberikan informasi cuaca laut hingga tujuh hari ke depan. Demi memenuhi kebutuhan masyarakat produk informasi ini dilakukan update dua kali per hari.
DIKO OKTARA
Berita terkait
Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat
2 jam lalu
Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.
Baca Selengkapnya4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG
10 jam lalu
Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.
Baca SelengkapnyaBPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela
17 jam lalu
Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.
Baca SelengkapnyaGempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan
21 jam lalu
BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.
Baca SelengkapnyaCara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas
1 hari lalu
BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.
Baca SelengkapnyaHari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang
1 hari lalu
Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.
Baca SelengkapnyaGempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate
1 hari lalu
BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.
Baca SelengkapnyaPotensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan
1 hari lalu
Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar
Baca SelengkapnyaIntensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana
1 hari lalu
Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.
Baca SelengkapnyaBMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi
1 hari lalu
Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.
Baca Selengkapnya