TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah masih menghitung nominal kerugian kerusakan terumbu karang di Raja Ampat. Meski begitu, pemerintah sudah menetapkan luas area kerusakan di sana. “Sekarang kami sedang hitung semua total kerusakan, sudah ada angka (luasan)," kata Luhut saat ditemui di kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Jakarta Pusat, Jumat 31 Maret 2017.
Luhut mengungkapkan meski luas area kerusakan sudah ditetapkan, namun saat ini mengenai angka nominal kerugian sedang dilakukan penghitungan. Dia berharap dalam waktu dekat, segera bisa diumumkan berapa nilai kerugian dari kerusakan terumbu karang itu.
Baca : Luhut Sebut Ada Kemajuan Negosiasi dengan Freeport
Luhut menuturkan luasan kerusakan di Raja Ampat mencapai 18 ribu meter persegi. Awalnya pemerintah memiliki dua opsi luasan kerusakan, namun akhirnya memutuskan luasan tersebut. "Mau di angka 12 ribu atau 18 ribu, sudah ditetapkan di 18 ribu."
Terumbu karang di Raja Ampat, Papua Barat, rusak parah akibat ditabrak sebuah kapal pesiar, Caledonian Sky, berbendera Bahama, ketika permukaan air laut surut. Kapal milik operator Caledonian Noble sepanjang 90 meter itu menabrak setelah perjalanan ke Pulau Waigeo pada 4 Maret 2017.
Baca : Kemenlu Cina: KA Cepat Jakarta-Bandung Selesai Tepat Waktu
Luhut juga sebelumnya sudah pernah bertemu dengan Duta Besar Inggris mengenai masalah ini. Saat pertemuan itu, Duta Besar Inggris menjelaskan kalau Kapal Caledonian Sky merupakan kapal berbendera Bahama dan dioperasikan perusahaan asal Swedia, bukan asal Inggris.
DIKO OKTARA