BI: Kontribusi Sektor Pertanian ke PDB Hanya 13 Persen  

Reporter

Jumat, 31 Maret 2017 00:13 WIB

Seorang petani menanam biji palawija di areal sawah yang mengering di Indramayu, Jawa Barat, 7 Juli 2015. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu, kekeringan mencapai 14.689 hektar dan terancam puso. ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, SEMARANG - Pangsa sektor pertanian menurun dalam 25 tahun terakhir. Keterbatasan lahan dan jumlah tenaga kerja yang terus menyusut mengakibatkan kontribusi sektor ini anjlok dari 22 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 1991 menjadi tinggal 13 persen pada 2016.

Direktur Eksekutif Departemen Riset Kebijakan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan masalah ini mendorong inflasi pangan yang semakin fluktuatif. Ketersediaan pangan terhambat oleh keterbatasan produksi, distribusi, dan keterjangkauan harga.

"Produksi ini menyangkut kapasitas, produktivitas petani, insentif, dan data yang tak akurat," kata Dody saat pra-rapat koordinasi pangan, Kamis, 30 Maret 2017.

Sedangkan hambatan pasca-produksi, kata Dody, terkait dengan minimnya ketersediaan gudang penyimpanan dan pengering. Petani juga harus menghadapi rantai pasok yang panjang, serta dominasi pelaku pasar dalam pembentukan harga.

Alih fungsi lahan menjadi ancaman lain kontribusi pangan. Lebih dari setengah jumlah petani di Indonesia hanya memiliki lahan di bawah 1 hektare. Dody mengatakan pengalihan teknologi pangan modern sulit dilakukan dengan aset lahan yang terbatas. Sementara itu, sawah yang beririgasi hanya 50 ribu hektare.

Lembaga Global Harvest Iniatitive memprediksi, untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia pada 2050, produksi pangan harus meningkat dua kali lipat dari saat ini. Sedangkan negara dengan pendapatan rendah terindikasi sulit memenuhi target ini seiring dengan jumlah penduduk yang meningkat. "Kebutuhan pangan akan ada titik akhir. Kalau lahan berkurang, sementara lahan ada titik akhir, jelas kebutuhan manusia akan terganggu," kata Dody.

Pengamat Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Angelina Ika Rahutami mengatakan kepemilikan aset yang rendah menyebabkan minimnya produktivitas. Kelompok rawan pangan bertambah sekitar 4 juta jiwa per tahun. Sedangkan kecepatan alih fungsi lahan pertanian rata-rata 110 ribu hektare per tahun. "Potensi kehilangan produksi padi sampai 506 ribu ton per tahun," katanya. Ika meminta Kementerian Agraria membatasi alih fungsi lahan per tahun.

Bank Indonesia yakin, upaya swasembada pangan dengan program cetak sawah baru dan irigasi di berbagai wilayah mampu mendongkrak produksi pangan melebihi jumlah penduduk. Target ini diprediksi tercapai pada 2020, yaitu dengan total produksi pangan 50 juta ton untuk kebutuhan 300 juta jiwa.

Menteri Pertanian Andi Sulaiman menjamin stok beras 1,9 juta ton cukup untuk memenuhi kebutuhan 8 bulan ke depan. Ia mengklaim jumlah tersebut lebih banyak dibanding tahun sebelumnya, yang hanya 1 juta ton. Arman meminta Bulog menyerap sekaligus menjadi penyeimbang harga hingga di tingkat konsumen. "Kami harus menyerap. Solusi yang bisa menyelesaikan adalah menyerap. Regulasi yang ada kami perbaiki."

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

17 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya