Top Reformer, Jokowi Ingin Perbaikan Peringkat Kemudahan Berusaha  

Reporter

Editor

Setiawan

Rabu, 29 Maret 2017 20:00 WIB

Presiden Jokowi dan Presiden Franois Hollande berbincang di beranda Istana Merdeka, 29 Maret 2017. TEMPO/Istman

TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia masuk kategori top reformer dalam laporan easy of doing business atau kemudahan berusaha dan berinvestasi (EODB). Namun Presiden ingin ada reformasi yang lebih cepat lagi sehingga Indonesia bisa masuk 40 besar EODB.

”Saat ini, Indonesia sudah dikategorikan sebagai top reformer pada laporan EODB 2017. Namun kami perlu tunjukkan bahwa Indonesia mampu melakukan reformasi yang lebih cepat lagi dalam kemudahan berusaha dan berinvestasi,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas soal EODB, Rabu, 29 Maret 2017, di Kantor Presiden, Jakarta.

Baca Juga: Perbaiki Indeks Kemudahan Berusaha, Ini 3 Skema ...

Peringkat EODB pada 2016 naik 15 peringkat dari sebelumnya ke-106 menjadi ke-91. Namun Jokowi mengingatkan target yang ditetapkannya adalah Indonesia masuk peringkat 40 besar. Untuk itu, seluruh menteri dan kepala lembaga diminta berfokus melakukan percepatan akselerasi peningkatan peringkat EODB.

Sebagai langkah awal, kata Jokowi, yang perlu diperbaiki adalah memperbaiki peringkat tiap-tiap indikator EODB yang jumlahnya terdiri atas 10 indikator. “Fokus perbaikan adalah pada indikator yang masih berada pada peringkat di atas 100 agar bisa diturunkan paling tidak di bawah 80-an,” ucapnya.

Jokowi juga meminta perbaikan di setiap indikator menjadi prioritas kementerian/lembaga. Tujuannya, agar penanganan lebih fokus. Upaya perbaikan di setiap indikator juga harus dengan target yang konkret. “Saya juga minta seluruh pejabat yang menangani perbaikan EODB di tiap kementerian dan lembaga betul-betul memahami substansi perbaikan dan reformasi yang sedang kita lakukan.”

Simak: Pemerintah Tak Akan Perpanjang Periode Amnesti Pajak

Jokowi menambahkan, jika sudah melakukan perbaikan, kementerian/lembaga diminta menyebarkan informasi dan melakukan komunikasi yang intensif dengan seluruh pelaku usaha. “Sehingga mereka mengetahui apa yang sudah kita reformasi,” ucapnya.

Jokowi meminta perhatian seluruh menteri dan kepala lembaga terkait dengan masih adanya hambatan-hambatan regulasi dalam kemudahan berusaha. Dia meminta agar hambatan regulasi segera dipangkas. Proses deregulasi juga harus dilakukan tepat waktu.

Jokowi mengaku masih melihat munculnya peraturan-peraturan, misalnya peraturan menteri. Seharusnya sudah tidak ada lagi permen-permen yang semakin menambah persoalan. “Mestinya regulasi itu stabil,” tuturnya.

Kalaupun ada peraturan baru, kata Jokowi, hal itu harus dibuat dengan konsultasi publik yang baik, berkali-kali, berbulan-bulan, dan transparan. “Sehingga jangan sampai tahu-tahu keluar mendadak keluar permen, kaget semua, ramai semuanya.”

AMIRULLAH SUHADA



Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

1 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

2 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

2 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

5 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

5 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

6 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

6 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

7 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

7 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya