TEMPO.CO, Padang - PT Semen Padang menyatakan berkomitmen menjaga lingkungan dengan mengelola bekas tambang untuk mengembalikan fungsi lahan. Direktur Utama Semen Padang Benny Wendry menyebutkan perseroan memperhatikan pengelolaan lingkungan dalam setiap operasionalnya sehingga menghasilkan produksi tambang yang ramah lingkungan.
“Sesuai dengan visi perusahaan, kami komit menjadi perusahaan semen yang andal, unggul, dan berwawasan lingkungan. Termasuk soal pengelolaan lahan bekas tambang,” katanya, Selasa, 28 Maret 2017.
Dia mencontohkan lahan tambang tanah liat atau clay sekitar 90 hektare, yang dikerjakan perseroan di kawasan Indarung, Kota Padang, direklamasi sejak 1993 serta dijadikan sarana olahraga dan konservasi. Benny mengungkapkan, di area bekas tambang clay yang dinamai Taman Reklamasi Indarung itu, tumbuh 293 jenis tumbuhan. Enam di antaranya tergolong dilindungi undang-undang.
Tumbuhan itu sebagian besar ditanami, tapi ada juga yang tumbuh secara alami. Selain itu, terdapat 47 jenis hewan yang mendiami kawasan bekas tambang tersebut.
Untuk lahan yang dikerjakan saat ini, anak usaha PT Semen Indonesia (persero) Tbk itu sudah menyiapkan perencanaan pascatambang seluas 242 hektare agar kelestarian lingkungan sekitarnya tetap terjaga.
Menurutnya, proses reklamasi tambang batu kapur baru bisa dilakukan saat ketinggian bukit kapur sudah mencapai level tidak bisa ditambang lagi atau sekitar 200 meter dari permukaan laut.
Adapun tahapan pemulihan area bekas tambang adalah melakukan reklamasi lahan yang tidak digunakan dan penutupan tambang. Untuk penutupan tambang, direncanakan pengembalian kawasan menjadi hijau kembali dan melengkapinya dengan sarana pendukung, seperti waduk dan tata ruang, agar tidak terjadi erosi.
Benny memperkirakan pemulihan lahan tambang saat ini akan dilakukan penanaman minimal 1.305 batang pohon. Kemudian dijadikan kolam air dan padang penggembalaan yang bisa dimanfaatkan masyarakat dan sisanya dikembalikan menjadi hutan produksi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar Asrizal Asnan menyebutkan Semen Padang patut dicontoh. Dia menilai perusahaan semen tertua di Asia Tenggara itu sudah memanfaatkan panas terbuang menjadi energi melalui teknologi Waste Heat Recovery Power Generation (WHPRG).