Inpex Hengkang dari Blok B South Natuna

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 29 Maret 2017 01:50 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Ibu Negara Ny. Iriana Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Dirut PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Katarina Denni Wisnu Wardani (kiri) dan General Manager TPPI Masputra Agung (kanan) berjalan meninjau Kilang Minyak TPPI di Tuban, Jawa Timur, 11 November 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Inpex tak lagi mengelola Blok B South Natuna karena Medco menguasai saham anak usahanya, yakni Inpex Natuna Limited yang memiliki saham partisipasi sebesar 35 persen di wilayah kerja tersebut.

Senior Manager Communication& Relations Inpex, Usman Slamet mengatakan penjualan saham Inpex Natuna Limited kepada PT Medco Daya Sentosa anak usaha PT Medco Energi Internasional, Tbk setelah melalui berbagai pertimbangan. Sebelumnya, Inpex memutuskan untuk tak melanjutkan pengelolaan di Blok Attaka, Kalimantan Timur yang berakhir kontraknya pada 2017.


Dari laman resminya, Inpex pun memiliki saham partisipasi dalam Blok Mahakam yang juga berakhir di 2017. Selain itu, Inpex memiliki saham partisipasi sebesar 15 persen di Blok Sebuku. Saat ini, Inpex mengoperatori pengelolaan di Blok Masela yang masih dalam tahap pengembangan dengan kepemilikan saham partisipasi (participating interest/PI) sebesar 65 persen.


Dikutip dari keterangan resmi Inpex, produksi rata-rata blok yang berada di Laut Natuna itu pada 2016 yakni 20 ribu barel per hari (bph) minyak, 197 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) gas dan 6.000 bph liquefied petroleum gas (LPG).


Blok yang ditandatangani kontrak kerja samanya pada 1968 itu mulai menghasilkan minyak pertamanya pada 1979 dan gas pada 2001. Dengan transaksi tersebut, komposisi kepemilikan saham partisipasi di Blok B South Natuna menjadi 75 persen dikuasai Medco yang juga menjadi operator. Sisanya, Chevron sebesar 25 persen.


"Penjualan saham Inpex di Inpex Natuna Ltd., dilakukan setelah mempertimbangkan semua faktor dan kondisi," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa 28 Maret 2017. Dia enggan menyebut lebih lanjut alasan berkurangnya operasi Inpex. Menurut Usman,keputusan tersebut menjadi strategi perusahaan yang biasa.

Saat ini, katanya, Inpex bersama mitranya Total E&P Indonesie masih berkomunikasi terkait kelanjutan operasi di Blok Mahakam dan Blok Masela bersama Shell. "South Natuna Block B masih bagus kok. Itu strategi portofolio saja. Pembicaraan dengan Total di Blok Mahakam juga belum selesai,Blok Masela juga jalan," katanya.


Advertising
Advertising

BISNIS.COM

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri

Baca Selengkapnya

IPA Berikan Penghargaan Lifetime Achievement kepada Arifin Panigoro

23 September 2022

IPA Berikan Penghargaan Lifetime Achievement kepada Arifin Panigoro

Pendiri Medco Grup almarhum Bapak Arifin Panigoro menerima penghargaan Lifetime Achievement Award dari Indonesian Petroleum Association atau IPA.

Baca Selengkapnya

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

21 Juli 2022

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.

Baca Selengkapnya

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

25 April 2022

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Jenazah Arifin Panigoro Diterbangkan dari Amerika ke Indonesia

28 Februari 2022

Jenazah Arifin Panigoro Diterbangkan dari Amerika ke Indonesia

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyampaikan ungkapan duka cita yang mendalam atas berpulangnya Arifin Panigoro.

Baca Selengkapnya