Tarif Diatur Pemerintah, Begini Reaksi Uber Cs

Reporter

Rabu, 22 Maret 2017 20:49 WIB

Pengemudi GrabTaxi memeriksa taksi supercar McLaren sebelum menjemput penumpang di Singapura, 15 September 2015. Taksi mewah ini akan beroperasi dari Selasa hingga Ahad pekan ini. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan platform transportasi berbasis aplikasi online menolak ketentuan pembatasan tarif termurah untuk operasional taksi online. Ketentuan itu tercantum dalam draft revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32/2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek yang rencananya berlaku mulai 1 April 2017.

“Mekanisme pasar akan diintervensi dengan tarif batas bawah-atas ini,” kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata kepada Tempo lewat pesan instan, Rabu, 22 Maret 2017.

Ridzki mengatakan, Grab belum tahu berapa kenaikan tarif taksi online bila pembatasan tarif termurah itu berlaku. Menurut Ridzki, tidak ada pihak mana pun yang memiliki pengetahuan cukup bagaimana menentukan batas tarif termurah tersebut. Sebaiknya, kata Ridzki, persoalan tarif diserahkan pada mekanisme pasar.

Baca: Pemerintah Diminta Tegas Hadapi Taksi Online


“Ini dimungkinkan oleh teknologi saat ini. Bahkan disesuaikan secara real-time pada waktu dan tempat tertentu. Mengapa kita harus jalan mundur ke belakang?” ujar Ridzki.

Uber juga menolak ketentuan batas bawah taksi online yang bakal diterapkan pemerintah. Head of Communication Uber Indonesia Dian Safitri mengatakan, ketentuan itu akan membatasi akses masyarakat terhadap kesempatan ekonomi yang fleksibel. “Kami berkomitmen mengawal proses revisi peraturan untuk memastikan kepentingan penumpang serta mitra pengemudi dapat terakomodasi,” kata Dian lewat surat elektronik.

Baca: Pro Kontra soal Taksi Online, ini 11 Poin Revisi Aturannya

Direktur Angkutan dan Multimoda Kementerian Perhubungan Cucu Mulyana mengatakan, pemerintah mengatur batas tarif termurah agar tarif tersebut sesuai dengan biaya keekonomian operasi. Sehingga, kata Cucu, tidak ada alasan buat operator mengurangi perawatan hanya untuk menekan biaya produksi. “Kalau ada perang tarif, itu sudah pasti yang paling pertama dikorbankan adalah perawatan. Mau efisiensi biaya di bagian mana?” kata Cucu di Hotel Mercure, Jakarta.

Saat ini, tarif taksi online memang jauh lebih murah dibanding taksi konvensional. Namun itu hanya berlaku saat permintaaan rendah. Ketika jam sibuk, sering tarifnya lebih mahal dari taksi konvensional. Tarif yang lebih mahal itu biasanya diberlakukan untuk menutup kekurangan pendapatan saat berlaku tarif murah alias subsidi silang.

Praktik tersebut sudah lazim berlaku dalam bisnis transportasi, seperti juga penerbangan. Namun, sejak awal 2015 lalu, praktik tarif murah atau mahal sesuai permintaan konsumen itu berakhir.

Menteri Perhubungan saat itu, Ignasius Jonan, membuat tarif batas bawah buat industri penerbangan. Alasannya, harga yang dijual harus wajar sehingga tidak meninggalkan unsur keselamatan. “Setelah ada batas bawah itu, berapa persen sekarang kecelakaan penerbangan? Turun nggak?” ujar Cucu.

KHAIRUL ANAM

Berita terkait

Kinerja Anjlok, Ini Rencana Bisnis Taksi Express

8 Oktober 2017

Kinerja Anjlok, Ini Rencana Bisnis Taksi Express

Kinerja keuangan operator taksi Express , PT Express Trasindo Utama Tbk, pada semester pertama 2017, turun hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya

MTI Jelaskan Penyebab Laba Industri Taksi Semakin Kecil

6 Oktober 2017

MTI Jelaskan Penyebab Laba Industri Taksi Semakin Kecil

Ketua Dewan Pakar Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan margin atau laba industi taksi semakin lama semakin kecil.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Turun 50 Persen, Ini Curhatan Sopir Taksi Express

6 Oktober 2017

Pendapatan Turun 50 Persen, Ini Curhatan Sopir Taksi Express

Pendapatan sopir taksi Express menurun 50 persen dalam setahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Tokopedia Gandeng Uber Integasikan Layanan Pesan Kendaraan

4 Oktober 2017

Tokopedia Gandeng Uber Integasikan Layanan Pesan Kendaraan

Nantinya pelanggan bisa memesan Uber lewat Tokopedia.

Baca Selengkapnya

Dugaan Suap Uber Indonesia ke Polisi, Polri Masih Mendalami  

20 September 2017

Dugaan Suap Uber Indonesia ke Polisi, Polri Masih Mendalami  

Polri mendalami dugaan suap yang dilakukan Uber Indonesia ke polisi.

Baca Selengkapnya

Diduga Lakukan Penyuapan, Uber Diselidiki di AS

30 Agustus 2017

Diduga Lakukan Penyuapan, Uber Diselidiki di AS

Departemen Kehakiman AS dilaporkan telah mulai menyelidiki apakah manajer di Uber melanggar undang-undang AS yang melawan penyuapan pejabat asing.

Baca Selengkapnya

Top 5 Tekno Berita Hari Ini: Uber, Facebook, Ikan Siput

29 Agustus 2017

Top 5 Tekno Berita Hari Ini: Uber, Facebook, Ikan Siput

Pertemuan dewan komisaris Uber yang dikabarkan cukup alot pada akhir pekan lalu akhirnya memilih Khosrowshahi sebagai kepala eksekutif Uber yang baru.

Baca Selengkapnya

Dara Khosrowshahi, Sosok Kuda Hitam yang Kini Memimpin Uber

29 Agustus 2017

Dara Khosrowshahi, Sosok Kuda Hitam yang Kini Memimpin Uber

Uber Inc menunjuk Dara Khosrowshahi, mantan bos Expedia, sebagai kepala eksekutif baru.

Baca Selengkapnya

Uber Cari CEO Baru, Jeff Immelt Kandidat Terkuat

21 Agustus 2017

Uber Cari CEO Baru, Jeff Immelt Kandidat Terkuat

Meski Immelt disebut sebagai calon paling berpeluang jadi CEO Uber, namun hal ini belum disepakati.

Baca Selengkapnya

Dituduh KKN, Mantan Bos Uber Digugat Salah Satu Investor Besar

11 Agustus 2017

Dituduh KKN, Mantan Bos Uber Digugat Salah Satu Investor Besar

Travis Kalanick 'dipaksa' mundur dari Uber setelah perusahaan itu dirundung banyak masalah.

Baca Selengkapnya