Harga Gas Tinggi, Pengusaha Kasih Ide ke Menteri Jonan  

Reporter

Rabu, 22 Maret 2017 14:41 WIB

Pekerja menata tabung gas 3kg yang baru datang di agen gas kawasan Mampang, Jakarta, 15 Januari 2015. Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang menuturkan 20 persen pengguna elpiji 12 kg beralih ke tabung gas melon karena harga yang cukup jauh menjadi penyebabnya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Trader Gas Indonesia (INGTA) meminta pemerintah mengkaji ulang rencana pengaturan keuntungan bisnis niaga gas. Regulasi yang menetapkan batas atas keuntungan distribusi gas sebesar 7 persen itu dinilai asosiasi tidak efektif menurunkan harga.

"Pembatasan margin tidak integral, hanya mencakup sektor niaga. Padahal 92 persen harga berasal dari sisi hulu dan biaya transmisi," ujar Ketua Asosiasi Sabrun Jamil Amperawan kepada Tempo, Selasa, 21 Maret 2017.

Baca: Pengamat: Impor Tidak Menjamin Harga Gas Turun

Sabrun mencontohkan distribusi gas di Jawa Barat. Di wilayah ini, harga di tingkat konsumen mencapai US$ 9 per million metric British thermal unit (MMBTU). Komponen harga terbesar berasal dari hulu US$ 7,16 per MMBTU. Sedangkan biaya transportasi US$ 1,1 per MMBTU. Adapun distributor hanya kebagian US$ 0,74 per MMBTU.

Baca: Jokowi: Baru Tiga Industri Nikmati Harga Gas Murah

Dengan demikian, ia menambahkan, meski biaya distribusi dipangkas habis, harga akan turun menjadi US$ 8,26 per MMBTU. Angka itu masih lebih tinggi dari batas harga yang dipatok dalam Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 sebesar US$ 6 per MMBTU.

Sabrun meyakini pengusaha niaga gas tidak bisa menaikkan harga begitu saja karena berisiko mengurangi penjualan. Asosiasi mencatat penyerapan gas untuk kebutuhan industri hanya mencapai 50 persen dari alokasi yang diberikan pemerintah. Kondisi ini membuat pedagang gas tidak menikmati keuntungan.

"Bahkan, di Jawa Timur, harga gas dari Blok WMO (West Madura Offshore) dan biaya transmisi US$ 8,1 per MMBTU. Tapi kami terpaksa menjual US$ 8 per MMBTU. Sebab, kalau di atas itu, konsumen enggak mau beli," ujarnya.

Menurut Sabrun, pemangkasan harga yang efektif adalah di sektor hulu. Wacana ini pernah didengungkan pemerintah pada 2015 dengan mengurangi penerimaan gas negara di beberapa lapangan migas. Namun, hingga sekarang, rencana tersebut belum terealisasi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral justru menyatakan sektor hilir yang tidak tertata membuat harga gas mahal. Karena itu, pemerintah menganggap pembatasan margin diperlukan supaya harga gas bisa bersaing dengan bahan bakar minyak. "Harga di hulu migas hanya US$ 6 per MMBTU, tapi di konsumen bisa US$ 14 per MMBTU. Padahal jaraknya hanya 20 kilometer. Artinya, ada transaksi yang berlapis-lapis," ucap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi I Gusti Nyoman Wiratmaja, akhir pekan lalu. Dia ogah memastikan kapan regulasi mengenai gas akan rampung.

Selain merugikan konsumen, masalah margin niaga dinilai merugikan pebisnis hulu migas karena membuat penyerapan gas mandek. Padahal, kata Wiratmaja, industri tersebut menanggung risiko tinggi dan biaya besar. Sedangkan di sektor hilir, operasional pebisnis hanya membangun pipa. "Cuma membangun pipa, mengambil kentungannya jangan banyak-banyaklah," ucapnya.

Kebijakan lain untuk menekan harga gas adalah mewajibkan distributor gas memiliki infrastruktur. Kementerian Energi memberi tenggat hingga 2018. Jika masih ada perusahaan yang ogah membangun pipa, izin usahanya bakal dicabut.

Kebijakan penurunan harga gas industri masuk dalam paket kebijakan ekonomi ketiga. Namun, sampai sekarang, harga gas baru turun bagi enam perusahaan di sektor baja, pupuk, dan petrokimia.

ROBBY IRFANI

Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

14 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

21 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

30 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

23 Februari 2024

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

Menperin Agus Gumiwang mengaku pusing karena usulan perluasan penerima harga gas khusus tak kunjung menemukan titik terang dari Kementerian ESDM.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

20 Desember 2023

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

Pemprov DKI memastikan harga dan stok tabung gas epliji 3 kg menjelang Natal dan tahun baru 2024 aman. Berikut harganya.

Baca Selengkapnya

Ignasius Jonan Disebut Anies Baswedan Jika Bangun Kereta Api di Kalimantan Selatan, Ini Serba-serbi Eks Menhub

6 Desember 2023

Ignasius Jonan Disebut Anies Baswedan Jika Bangun Kereta Api di Kalimantan Selatan, Ini Serba-serbi Eks Menhub

Anies Baswedan sebut akan libatkan Ignasius Jonan bangun jalur kereta api di Kalimantan Selatan, jika terpilih. Ini serba-serbi eks Menhub itu.

Baca Selengkapnya

Sosok Ignasius Jonan, yang Dilirik Anies untuk Bantu Urus Kereta Api Bila jadi Presiden

6 Desember 2023

Sosok Ignasius Jonan, yang Dilirik Anies untuk Bantu Urus Kereta Api Bila jadi Presiden

Anies Baswedan berjanji bakal melibatkan mantan Menhub Ignasius Jonan dalam pembangunan transportasi kereta api di Kalimantan.

Baca Selengkapnya