2 Cara Cegah Tragedi Terumbu Karang Raja Ampat Terulang  

Reporter

Jumat, 17 Maret 2017 14:22 WIB

Bongkahan koloni karang yang rusak disebabkan kandasnya Kapal MV Caledonian Sky berbendera Bahama di perairan Raja Ampat, Papua Barat, 4 Maret 2017. Tim Peneliti Sumber Daya Laut Universitas Papua, Conservation International, The Nature Conservancy, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat mendata bahwa kerusakan terumbu karang akibat kandasnya Kapal MV Caledonian Sky diperkirakan seluas 13.533 meter persegi. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Koordinasi Kedaulatan Kemaritiman Kementerian Koordinator Kemaritiman Arif Havas Oegroseno mengatakan ada dua langkah preventif mencegah terulangnya kejadian rusaknya terumbu karang seperti di Raja Ampat.

"Preventifnya ada dua. Yang pertama, assessment terhadap akses di kawasan tersebut," ucap Arif saat ditemui di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Maret 2017.

Arif menjelaskan, langkah preventif pertama, yaitu assessment terhadap akses di kawasan tersebut, berada di bawah kewenangan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sedangkan langkah kedua adalah soal perhubungan yang mengikuti kebijakan assessment saja.

Baca:
Terumbu Karang Raja Ampat Rusak, Dubes Inggris Temui Luhut
Efek Freeport, Perbankan Timika Stop Kredit Tanpa Agunan Karyawan

Menurut Arif, pihaknya sudah berbicara dengan Duta Besar Inggris untuk melihat praktek pengelolaan terumbu karang di berbagai negara. Dia berujar, di Inggris juga ada wilayah konservasi untuk terumbu karang.

Selain di Inggris, tutur Arif, pihaknya ingin melihat praktek seperti di Australia. Negara itu, kata Arif, memiliki terumbu karang yang bisa dikunjungi kapal. "Ada kapal masuk juga. Kami pelajari modelnya seperti apa," ucapnya.

Simak:

Prodia Catatkan Laba Bersih Rp 88,13 Miliar

Pembebasan Lahan Proyek Jalan Tol Serang-Panimbang Dimulai


Arif menuturkan, selama ini, banyak kunjungan kapal pesiar ke Indonesia. Namun Indonesia belum berpengalaman dalam hal-hal seperti menjaga terumbu karang. Dia berujar, dalam waktu cukup lama, tak ada kapal pesiar masuk Indonesia karena izinnya berbelit-belit.

Kondisi tersebut membuat banyak kapal pesiar di Asia Tenggara berhenti di Singapura dan tak mau masuk Indonesia. "Sekarang sudah mudah izinnya, tinggal evaluasi mana yang terbaik untuk masa depan," katanya.

DIKO OKTARA





Berita terkait

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

26 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

58 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

24 Januari 2024

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian menyebutkan aktivitas industri nikel di Indonesia menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan secara masif.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

23 Januari 2024

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

Greenpeace mengkritik Gibran yang mengglorifikasi program hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Industri ini dinilai banyak merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

21 Januari 2024

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

Dalam debat cawapres, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan kerusakan alam di bumi terjadi karena tingkah laku manusia.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

21 Januari 2024

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

Menurut Budisatrio Djiwandono, Prabowo-Gibran akan memberikan hukuman berat kepada pihak yang merusak alam.

Baca Selengkapnya

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

11 November 2023

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

Disebut Kali Biru karena sungai di tanah Raja Ampat ini memiliki air jernih yang memancarkan warna biru dari dasarnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

11 Oktober 2023

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

Cerita Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang sakit hingga mendapat tawaran pemulihan dari Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

8 September 2023

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

Karhutla di Gunung Arjuna dan sekitarnya pertama kali terpantau muncul di kawasan Bukit Budug Asu, pada Sabtu, 26 Agustus lalu.

Baca Selengkapnya