Produk Olahan Ikan Indonesia Diyakini Tembus Pasar Arab Saudi

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Sabtu, 11 Maret 2017 02:04 WIB

Pekerja sedang mengaduk olahan kikil, yang akan dijadikan kerupuk rambak atau kerupuk kulit, Bogor, 09 Februari 2015. Para pekerja mengeluhkan curah hujan yang tinggi, menyebabkan terganggunya proses produksi. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Produk ikan olahan Indonesia diyakini mampu menembus pasar Arab Saudi, menyusul kontak dagang yang dilakukan oleh delegasi pada Senin 6 Maret 2017. Kepala Indonesian Trade Promo tion Center (ITPC) Jeddah Gunawan mengatakan, Konsulat Jenderal RI mempertemukan delegasi dagang Indonesia dengan perusahaan Arab Saudi untuk melakukan kontak dagang.


“Kontak dagang yang dilakukan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pangsa pasar produk ikan olahan Indonesia,” ujar Gunawan, Kamis, 9 Maret 2017. Delegasi dagang tersebut terdiri dari manajemen PT Kelola Mina Laut (KML) Food dan Kelompok Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun perusahaan asal negara Timur Tengah itu yang hadir adalah BADIR Global Business Development Co., yang merupakan bagian dari Naghi Group.


KML Food disebut sebagai per usahaan asal Indonesia me mi liki 48 pabrik pengolahan dengan kapasitas produksi le bih dari 135 ribu ton produk ikan. Selama ini, tujuan ekspor perusahaan tersebut adalah AS, Kanada, Eropa, Jepang, China, dan Australia. Selain Arab Saudi, KML Foodjuga telah melakukan penetrasi ke pasar nontradisional lain, seperti Rusia, Asia Selatan, Afrika, dan negara-negara lain di Timur Tengah.


Adapun Naghi Group bergerak di bidang otomotif, transportasi, serta industri perikanan dan makanan. Perusahaan itu berada di urutan ke-13 dari 50 kelompok bisnis paling berpengaruh di negara itu versi Forbes. Arabian Business juga menyebutkan keluarga Naghi berada pada posisi ke-17 dari 50 keluarga terkaya Arab Saudi dengan nilai kekayaan diperkirakan US$5 miliar pada 2010.


Gunawan menuturkan, hasil analisis dan kajian dari Tim Ekonomi dan Perdagangan ITPC dan KJRI menunjukkan KML Food hampir memenuhi persyaratan untuk masuk pasar negara itu. Persyaratan tersebut yaitu harga kompetitif, mempunyai keamanan pasokan, memenuhi standar pelabelan dan pengujian yang disyaratkan Saudi Accreditation and Standardization (SASO), persyaratan komposisi produk dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA), serta persyaratan produk halal.


Advertising
Advertising

"Produk KML Food sudah memenuhi tiga persyaratan standar yaitu SASO, SFDA, dan produk halal. KML Food harus mampu melakukan negosiasi harga sehingga produk-produk Indonesia ini mampu bersaing,” papar dia.


Konsul Jenderal RI Jeddah M. Hery Saripudin meyakini produk ikan olahan ini akan mendapat pasar yang besar di Arab Saudi. “Kualitas produk olahan ikan Indonesia sangat kompetitif. Diharapkan pertemuan ini dapat menstimulasi terjadinya transaksi bisnis di Arab Saudi,” tutur dia.


BISNIS.COM


Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

5 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

5 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

17 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

27 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

46 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

46 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

46 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

47 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

48 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

5 Maret 2024

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya