Pertumbuhan Premi Asuransi Umum 2016 Hanya 5,1 Persen

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 10 Maret 2017 23:00 WIB

Santosa, CEO Asuransi Astra. istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan premi industri asuransi umum pada 2016 hanya mencapai 5,1 persen, atau terendah sepanjang 5 tahun terakhir lantaran penjualan kendaraan bermotor turun.


Berdasarkan data kinerja industri asuransi umum tahun 2016 yang dirilis Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pendapatan premi asuransi umum mencapai Rp61,9 triliun. Pada 2015 premi tercatat Rp58,9 triliun.


Direktur Eksekutif AAUI Julian Noor mengatakan pada 2015 pertumbuhan premi industri masih lebih tinggi yaitu di kisaran 6,7 persen, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan premi masih bisa mencapai kisaran dua digit.


“Memang pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tetapi kami masih bisa bertumbuh di tengah kondisi perlambatan ekonomi dan lemahnya daya beli masyarakat yang terjadi sepanjang tahun lalu,” kata Julian, Kamis (9 Maret 2017).


Menurutnya, pada tahun pendapatan premi dari lini bisnis asuransi kendaraan cenderung stagnan. Padahal, lini bisnis tersebut menjadi salah satu kontributor utama dalam menopang pertumbuhan industri.


Advertising
Advertising

Catatan AAUI menunjukkan total pendapatan premi asuransi kendaraan bermotor pada 2016 mencapai Rp16,37 triliun, atau cenderung landai jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya Rp16,30 triliun.


Menurutnya, penurunan permintaan kredit kendaraan bermotor berdampak negatif pada produksi premi asuransi kendaraan bermotor. Adapun, peningkatan penjualan hanya terjadi pada kendaraan roda empat jenis low cost green car (LCGC) yang tumbuh 4,59 persen sepanjang tahun lalu.


Selain itu, penurunan produksi pada tiga lini bisnis lainnya yaitu asuransi pengangkutan, asuransi kecelakaan, dan asuransi aneka turut menekan pertumbuhan industri. Khusus lini bisnis asuransi pengangkutan, dia menyatakan kinerja sektor komoditas yang belum pulih sepenuhnya pada tahun lalu membuat produksi pada lini bisnis ini turun 1,2 persen year on year (yoy).


Pertumbuhan signifikan dicatatkan lini bisnis asuransi satelit sebesar 1.297 persen yang didorong oleh peluncuran satelit pada awal tahun lalu. Pertumbuhan juga datang dari asuransi penjaminan dan asuransi kredit yakni masing-masing 29,3 persen dan 13 persen.


Kendati demikian, dari sisi nilai premi, asuransi harta benda masih menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan premi industri dengan pendapatan premi sebesar Rp19,07 triliun atau tumbuh 7,9 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.


Pada tahun ini, kata Julian, AAUI lebih realistis dalam menetapkan target pertumbuhan yaitu di kisaran 7,5 persen—10 persen. Pasalnya penjualan kendaraan bermotor pada tahun ini diprediksi belum tumbuh signifikan.


RASIO KLAIM


Sementara itu, rasio klaim atau loss ratio asuransi umum pada tahun lalu justru turun. Data AAUI menunjukkan rasio klaim pada 2016 mencapai 43,9 persen atau turun jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya 48,8 persen.


Ketua Bidang Statistik Riset, Analisa, TI, dan Aktuaria AAUI Dadang Sukresna mengatakan menurunnya pembayaran klaim menjadi alasannya.


Pada tahun lalu, total klaim bruto asuransi umum mencapai Rp27,13 triliun atau turun 5,6 persen jika dibandingkan dengan 2015 yaitu Rp28,74 triliun. Menurutnya, penurunan klaim terjadi pada sebagian besar lini bisnis asuransi umum. Adapun, kenaikan klaim hanya terjadi pada empat lini bisnis yaitu asuransi energi, asuransi rekayasa, asuransi tanggung gugat, dan asuransi kredit.


Kendati demikian, dia optimistis rasio klaim industri tetap terjaga lantaran penyaluran klaim dari lini bisnis dengan kontribusi premi terbesar seperti asuransi harta benda, dan asuransi kendaraan justru turun.


Direktur Utama PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) Indra Baruna mengatakan penjualan kendaraan bermotor yang menurun pada tahun lalu turut memengaruhi kinerja perusahaan.


Dia mengungkapkan, perolehan premi perusahaan pada tahun lalu berada di bawah target. Hal itu membuat perseroan memutuskan untuk menetapkan target realistis pada tahun ini yaitu di kisaran 8 persen.


Menurutnya, kontribusi bisnis kendaraan bermotor diperkirakan mencapai 60 persen dari total pendapatan premi perusahaan pada tahun ini. Adapun, kontribusi terbesar kedua diperkirakan berasal dari lini bisnis properti dengan porsi sekitar 20 persen, sedangkan 20 persen sisanya berasal dari lini pertanggungan lain.



BISNIS.COM

Berita terkait

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

9 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

10 hari lalu

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.

Baca Selengkapnya

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

29 hari lalu

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

Apabila data yang diisi pada tiket tidak sesuai dengan identitas aslinya, maka penumpang Whoosh tersebut tidak ter-cover oleh asuransi.

Baca Selengkapnya

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

46 hari lalu

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

Prudential Indonesia menunjuk Tony Benitez sebagai CEO dan Presiden Direktur menggantikan Michellina Laksmi Triwardhany per 1 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

PTUN Menangkan Kresna Life, Pengamat Asuransi: Preseden Buruk bagi Industri Keuangan

47 hari lalu

PTUN Menangkan Kresna Life, Pengamat Asuransi: Preseden Buruk bagi Industri Keuangan

Putusan PTUN yang membatalkan keputusan OJK ihwal pencabutan izin usaha Kresna Life dinilai sebagai preseden buruk bagi industri keuangan.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Kresna Life di PTUN, OJK Ajukan Banding

47 hari lalu

Dikalahkan Kresna Life di PTUN, OJK Ajukan Banding

OJK akan mengajukan banding atas kasusnya melawan Kresna Life.

Baca Selengkapnya

PTUN Batalkan Pencabutan Izin Usaha Kresna Life, Bagaimana Respons OJK dan Seperti Apa Kronologinya?

47 hari lalu

PTUN Batalkan Pencabutan Izin Usaha Kresna Life, Bagaimana Respons OJK dan Seperti Apa Kronologinya?

PTUN Jakarta mengabulkan gugatan Michael Steven ihwal pembatalan keputusan OJK mengenai pencabutan izin usaha Kresna Life. Bagaimana respons OJK?

Baca Selengkapnya

KPK Selidiki Korupsi di PT Taspen, Begini Modus Investasi Fiktif Ala Taspen Life

50 hari lalu

KPK Selidiki Korupsi di PT Taspen, Begini Modus Investasi Fiktif Ala Taspen Life

Dugaan korupsi di PT Taspen, Taspen Life dengan modus investasi fiktif menambah daftar panjang kasus penyelewengan dana asuransi di Indonesia

Baca Selengkapnya

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

22 Februari 2024

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

Prudential Indonesia pada awal tahun ini telah meluncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture. Produk ini merupakan perlindungan jiwa jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Thailand Luncurkan Jaminan Kesehatan untuk Turis Asing sampai Rp438 Juta

17 Februari 2024

Thailand Luncurkan Jaminan Kesehatan untuk Turis Asing sampai Rp438 Juta

Kompensasi turis di Thailand berdasarkan kasus, misalnya, jika kehilangan penglihatan atau cacat permanen, besarnya adalah Rp131 juta.

Baca Selengkapnya