Antisipasi Konsumsi Melonjak, Pemerintah Impor LPG

Reporter

Senin, 6 Maret 2017 10:57 WIB

Petugas Bea dan Cukai melakukan cek fisik terhadap 7.344 buah tabung gas elpiji (LPG) asal Cina, di Terminal Peti Kemas Koja, Tanjung Priok, Jakarta, 1 November 2007. TEMPO/ Zulkarnain

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tengah menjajaki penambahan impor liquified petroleum gas (LPG) dari Iran, tahun depan. Volume pengadaan bakal ditambah dari saat ini, sekitar 600 ribu metrik ton LPG, menjadi 1 juta ton. "Kami sedang mengevaluasinya," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi I Gusti Nyoman Wiratmaja kepada Tempo, Ahad, 5 Maret 2017.

Baca: Pertamina: Pasokan LPG Semakin Sulit Didapat

Upaya Indonesia melobi tambahan volume impor itu disertai dengan permintaan diskon harga. Nilai kontrak pengadaan LPG yang diteken pada Mei tahun lalu mencapai US$ 60 juta. Namun realisasi pengiriman pada tahun lalu baru sebesar 88 ribu ton. Sisanya akan dikirimkan pada tahun ini.

Baca: Beli Elpiji Melon Kini Bisa Lewat Online

Wiratmaja mengatakan penambahan impor bertujuan mengantisipasi lonjakan konsumsi LPG. Kementerian Energi mencatat pengeluaran subsidi LPG naik rata-rata 13 persen setiap tahun.

Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, kuota LPG bersubsidi ditetapkan 7,09 juta metrik ton, atau naik dibanding jatah pada tahun lalu sebesar 6,25 juta metrik ton. Peningkatan kuota diberikan seiring dengan kebijakan pembagian 537 ribu paket perdana LPG dalam program konversi minyak tanah.

Direktur Pemasaran Pertamina Iskandar memprediksi dana subsidi yang ditanggung pemerintah pada tahun ini membengkak. Sebab, asumsi Crude Price Aramco, yang digunakan sebagai patokan harga dalam APBN, hanya US$ 300 per metrik ton. Padahal saat ini harga sudah naik perlahan di kisaran US$ 320 per metrik ton. "Subsidi energi besarnya di LPG," ujar Iskandar, beberapa waktu lalu.

Wakil Menteri Energi Arcandra Tahar berharap Iran bisa memenuhi 10 persen kebutuhan impor LPG domestik atau sekitar 700 ribu ton per tahun. Saat ini, hampir seluruh pasokan LPG impor berasal dari Arab Saudi. "Kami berharap maksimal sekitar 10 persen dari kebutuhan impor LPG."

Arcandra mengemukakan pemerintah juga mengincar kerja sama pengelolaan dua lapangan minyak Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri. Dua lapangan ini menyimpan potensi minyak hingga 3 miliar barel. Angka itu setara dengan cadangan minyak terbukti seluruh Indonesia yang mencapai 3,8 miliar barel.

Jika kerja sama terealisasi, produksi dari kedua lapangan itu akan mencapai 400 ribu barel per hari. Jumlah itu setara dengan 37 persen produksi minyak rata-rata nasional setahun. Menurut Arcandra, Iran menyambut positif rencana tersebut.

DIKO OKTARA | ROBBY IRFANI



Pertamina: Pasokan LPG Semakin Sulit Didapat


Advertising
Advertising

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

12 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

1 hari lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

2 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

3 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya